BEBASBARU.ID, KRIMINAL – Muhammad Amin pintar berbahasa melayu, nah karena kelebihannya inilah, dia akhirnya bisa memanfaatkan kelebihan itu untuk jadi penyelundup pengungsi Rohingya.
Tak tanggung-tanggung, sudah ratusan orang berhasil dia selundupkan ke Indionesia, terlebih dia juga mantan pengungsi yang tahu selak-beluk Aceh.
Dalam jalankan modusnya, Muhammad Amin dijanjikan bahwa di Indonesia banyak pekerjaan. Hal itu sesuai keterangan dari saksi-saksi yang diperiksa oleh pihak kepolisian.
Sehingga banyak diantara etnis Rohingya tertarik untuk datang ke Indonesia dan rela membayar belasan juta untuk bisa menikmati kehidupan yang layak dari pada di kamp pengungsian Cox’z Bazar Bangladesh.
Bahkan di antara mereka yang pergi ke Indonesia juga dibiayai oleh orangtua hingga keluarganya di kamp dengan maksud bisa membantu perekonomian mereka yang tinggal di Cox’s Bazar.
Dikutip BEBASBARU.ID dari CNN, Selasa (19/12/2023), 135 etnis Rohingya yang dibawa ke Aceh sebagian tidak memiliki kartu UNHCR dan berasal dari warga negara Bangladesh dan Myanmar.
“Mereka bukan untuk mengungsi atau menyelamatkan diri. Dari pemeriksaan saksi mereka datang dalam rangka memperbaiki hidupnya untuk mencari pekerjaan,” kata Fahmi.
Beli kapal 200 juta
Dalam pelayaran etnis Rohingya ke Aceh, polisi mengungkap bahwa kapal yang mereka gunakan itu di beli dengan harga Rp 200 jutaan dari Bangladesh.
Biaya tersebut diambil dari biaya yang dikutip dari warga Rohingya yang ingin ikut menuju ke Indonesia.
Muhammad Amin juga berperan dalam mengisi bahan makanan hingga BBM selama perjalanan ke Indonesia.
Amin juga lihai memberi alasan kenapa mereka bisa mendarat ke Aceh. Dalam rombongan itu, ia salah satu etnis Rohingya yang bisa berbahasa Melayu.
Dari keterangannya beberapa waktu lalu kepada wartawan, Amin menyebutkan mereka terpaksa lari dari Cox’s Bazar Bangladesh karena tindakan kriminal di wilayah itu cukup tinggi dan bisa mengancam nyawa mereka.
Dia kabur dengan naik kapal bersama etnis Rohingya lainnya dengan tujuan Indonesia dengan harapan bisa tinggal di sini.
Ia juga menyebut untuk per orang mereka membayar sekitar Rp2,8 juta agar bisa berlayar ke Indonesia.
Uang itu, kata dia, diberikan ke pemilik kapal. Namun, kenyataannya berbanding terbalik, Muhammad Amin merupakan aktor penyelundup Rohingya ke Aceh. Ia berperan sebagai yang mengkoordinasikan warga Rohingya untuk mau berlayar menuju Indonesia dengan mengutip uang Rp14 juta hingga Rp17 juta.
Berniat Kabur ke di Aceh Besar
Muhammad Amin kepergok warga saat baru mendarat di pesisir Lamreh, Kabupaten Aceh Besar. Ia bersama rekannya berinisial AH keluar dari barisan rombongan yang sudah dikumpulkan aparat dan warga sekitar.
Mengetahui keduanya ingin kabur, warga sekitar menangkap Amin dan AH dan mengumpulkan mereka kembali ke rombongannya.
AH diduga memiliki peran sebagai pengarah dan membantu pendistribusian makanan kepada penumpang saat di kapal.
Saat ini AH masih menjalani pemeriksaan di Polresta Banda Aceh, sementara Amin sudah ditetapkan sebagai tersangka kasus penyelundupan manusia.
Simpan video transaksi uang di ponsel
Ini jadi awal mula polisi membongkar keterlibatan Amin dalam aksinya menyelundupkan pengungsi etnis Rohingya. Saat itu, polisi memeriksa bawaan Rohingya saat turun dari kapal.
Saat pemeriksaan, dua unit Hp milik Amin disita polisi. Dari dalam Hp Amin, polisi menemukan beberapa video yang menunjukkan Amin sedang melakukan transaksi dengan etnis Rohingya yang ingin naik ke kapal, kemudian transaksi dengan agen utama.
Setelah Hp diperiksa, polisi lantas memanggil 12 warga pengungsi Rohingya untuk dimintai keterangannya. Dari keterangan itulah polisi menetapkan Amin sebagai tersangka penyelundupan manusia.***