BEBASBARU.ID, DAERAH – Makin lama dunia makin keluar yang aneh-aneh, setelah banyak netizen IQ jongkok yang banyak tertawa soal kiamat, biarpun tanda-tandanya sudah di depan mata.
Kali ini muncul lagi sebuah aliran sesat Pangissengana Tarekat Ana’ Loloa di Maros, Sulawesi Selatan.
Munculnya aliran nyeleneh membuat resah warga. Aapalagi aliran ini menambah rukun Islam menjadi 11 dan pengikutnya diajarkan untuk tidak menunaikan ibadah haji di Makkah.
Aliran sesat Pangissengana Tarekat Ana’ Loloa pertama kali muncul di Dusun Bonto-bonto, Desa Bonto Somba, Kecamatan Tompobulu, Kabupaten Maros pada 2024. Aliran sesat ini dipimpin oleh wanita bernama Petta Bau (59).
Dikutip BEBASBARU.ID dari detikSulsel, Senin (10/03/2025), ini 7 fakta aliran sesat di Maros punya 11 rukun Islam dan haji tak perlu ke Mekah
1. Muncul Pertama Tahun yang Saat Ramadan 2024
Kepala Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Bonto-bonto, Marzuki mengatakan aliran tersebut pertama kali muncul pada Ramadan 2024 lalu. Saat itu, warga langsung melaporkan Petta Bau selaku pimpinannya.
“Sejak bulan puasa tahun lalu sudah ada, tapi saya di Kalimantan dulu. Dibiarkan oleh warga dulu, setelah saya datang baru saya protes,” kata Marzuki kepada wartawan, Selasa (4/3).
Marzuki menuturkan ajaran tersebut dianggap menyimpang karena menyalahi akidah agama Islam. Pengikutnya juga diajarkan untuk melaksanakan ibadah haji ke Gunung Bawakaraeng di Kabupaten Gowa.
“Rukun Islamnya ada 11, terus kalau ibadah haji di tanah suci tidak sah kecuali ke tanah gunung Bawakaraeng,” jelasnya.
2. Modus Cari Duit Anggotanya Wajib Beli Benda Pusaka
Menurut Marzuki, pengikut aliran tersebut juga diwajibkan membeli benda pusaka sebagai syarat masuk surga. Selain itu, para pengikut aliran ini dilarang membangun rumah dengan dalih akan segera kiamat.
“Harus beli pusaka untuk dipakai selama nanti di akhirat. Anggotanya mau bangun rumah dilarang karena alasannya sudah mau kiamat dan uangnya untuk beli pusaka,” ungkapnya.
Marzuki menegaskan aliran sesat tersebut sendiri sudah ditutup sejak kemunculannya pada 2024 silam.
3. Pemimpin Ngaku Ibu Angkat Presiden-Kapolri
Belakangan, pimpinan aliran sesat tersebut Petta Bau kembali muncul dengan mengaku sebagai ibu angkat Presiden Prabowo Subianto hingga Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo. Petta Bau pun mengancam-ancam warga dengan menyebut nama Prabowo.
“Dia mengaku sebagai mama angkatnya Pak Prabowo. Katanya waktu masih kecil Pak Prabowo dia yang jaga sampainya besar,” ujar Marzuki.
Sementara itu, Kepala Desa Bonto Somba, Suparman mengungkapkan bahwa Petta Bau juga pernah mengaku sebagai ibu angkat Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo. Selain itu, Petta Bau juga mengaku ibu angka dari Seskab Mayor Teddy Indra Wijaya.
“Dia mengaku ibu angkat Pak Listyo Sigit dan ajudan pak Prabowo Mayor Teddy,” ucap Suparman.
Suparman menuturkan bahwa pengakuia Petta Bau tersebut diakui dan dipercaya oleh para pengikut ajaran Pangissengana Tarekat Ana’ Loloa.
“Kalau semua pengikutnya percaya (dia orang tua angkat Kapolri dan Mayor Teddy),” tuturnya.
4. Sempat Berhenti, Patta Bau Mainkan Lagi Ajaran Sesatnya
Kapolsek Tompobulu AKP Makmur mengatakan Patta Bau sempat berjanji untuk berhenti mempengaruhi warga terkait ajarannya itu. Patta Bau awalnya dipanggil ke Polsek Tombobulu usai dilaporkan pada Oktober 2024.
“Panggilannya dua kali. Di panggilan pertama itu dia tidak datang. Nanti di panggilan yang kedua baru datang, di situ kita panggil juga MUI dan Haji Jufri dari Kesbang,” kata Makmur kepada wartawan, Selasa (4/3).
Dalam pertemuan itu, Makmur menyebut pihak dari Kesbang Pemkab Maros menyatakan aliran Pangissengana Tarekat Ana’ Loloa menyimpang. Patta Bau pun diminta membuat pernyataan untuk menyetop ajarannya.
“Sudah ada pernyataannya di kantor dia sudah buat. Dia (Petta Bau) tidak akan melakukan kegiatan itu terkait permasalahan agama, karena dari Kesbang dianggap menyimpang,” tutur Makmur.
5. Dalih Petta Bau Tetap Tinggal di Desa
Makmur mengungkapkan saat itu, Patta Bau meminta untuk tetap tinggal di lokasi tersebut dengan dalih untuk bercocok tanam. Polisi, Kesbang, dan MUI pun sepakat untuk memberikan izin kepada Patta Bau untuk tetap tinggal.
“Cuma dia bilang dia sisa bercocok tanam, jadi kami bilang silakan tapi untuk melanjutkan kegiatannya soal aliran itu tidak bisa,” tegasnya.
Belakangan, Patta Bau ternyata kembali melakukan aktivitas ajaran Pangissengana Tarekat Ana’ Loloa. Maka dari itu, pihak kepolisian akan mengambil langkah tegas dan kembali memanggil Patta Bau pekan ini.
“Bersangkutan itu keras kepala sudah dibuatkan pernyataan tapi dia lanjut dan kita akan ambil langkah kembali. Saya sudah bicara Minggu ini kita akan rapat kembali,” imbuhnya.
6. Aslinya sang Pimpinan Aliran Sesat Butuh Uang
Kemenag Maros, mengungkap penyebab aliran sesat Pangissengana Tarekat Ana’ Loloa muncul lagi usai sempat ajarannya dihentikan pada 2024 lalu. Hal ini karena pemimpinnya Petta Bau disebut kehabisan uang belakangan ini.
“Sejak tahun lalu dilakukan pembinaan dari majelis ulama dan penyuluh-penyuluh kami di KUA Tompobulu. Jadi waktu itu sudah sepakat semua untuk tidak lagi boleh ada lagi aliran begini karena menyesatkan sekali,” ujar Kepala Kemenag Maros, Muhammad kepada detikSulsel, Kamis (6/3).
Muhammad menyebut aliran ini sudah terdeteksi sejak 2 tahun lalu dan langsung dilakukan pembinaan. Namun, belakangan ini Petta Bau kembali menyebarkan aliran sesat tersebut.
“Sudah dua tahun terakhir. Menurut staf KUA kami di sana sudah sempat berhenti itu, hanya muncul lagi,” katanya.
Berdasarkan laporan penyuluh agama di Tompobulu, kata Muhammad, aliran itu muncul lagi setelah pimpinannya kehabisan uang. Aliran sesatnya kembali diajarkan demi meraih keuntungan dari berjualan benda pusaka.
“Karena persoalan ekonomi, dia mungkin mau jual pusakanya untuk dapat uang lagi. Iya begitu modusnya, hampir semua aliran sesat ada modusnya untuk kepentingan ekonomi di belakangnya,” katanya.
7. Benda Pusaka Dijual Rp 500 Ribu
Muhammad mengatakan warga yang percaya atau pengikut ajaran tersebut diimingi-imingi masuk surga hanya dengan membeli benda pusaka. Harganya diperkirakan mencapai Rp 500 ribu.
“Iya (meraih keuntungan), masyarakat yang dibodoh-bodohi, mereka percaya saja. Tidak perlu salat apalah, cukup beli pusaka bisa masuk surga. Iya (setelah diperiksa) begitu, kalau habis uangnya dia jual pusaka lagi. Saya juga tidak lihat (benda pusakanya), biasanya badik,” jelasnya.
“Sekarang tidak tahu berapa mi harganya dia jualkan, tapi dulu biasanya Rp 500 ribu. Sebelumnya begitu rata-rata,” lanjut Muhammad.
Benda pusaka itu, kata Muhammad, dimaknai sebagai kunci untuk membuka pintu surga. Jadi pengikutnya tetap bisa masuk surga hanya dengan membeli pusaka itu.
“Katanya untuk kunci masuk surga. Jadi tidak perlu mi salat kalau beli pusaka itu,” bebernya.
Muhammad memastikan petugasnya sudah turun ke lokasi melakukan pembinaan kepada warga setempat. Pengikutnya akan disadarkan agar kembali ke jalan yang benar.
“Penyuluh kami sangat aktif itu, termasuk dari Babhinkantibmas, Baninsa, aparat desa semua sudah melakukan pembinaan. Saya kira sudah tidak berkembang lagi, sudah dikepung kan. (Pengikutnya) Ditangani oleh penyuluh, mereka dibina untuk disadarkan,” pungkasnya.***