BEBASBARU.ID, INTERNASIONAL – Amerika Serikat yang menjajah Irak sejak 2002 setelah gulingkan Saddam Husein dan bentuk pemerintahan boneka di sana kini mulai kesal.
Pemerintah Irak mulai sadar, sudah memasukan musang berbulu domba ke negaranya. Mereka pun mulai lakukan perlawanan.
Amerika pun tak rela, mereka mulai lancarkan aksi-aksi mengobarkan perang di negeri 1001 malam ini.
Dan mereka lancarkan serangan di beberapa titik, yang dianggap sebagai milisi.
Kini, peemrintah Irak mulai buka suara menanggapi serangan Amerika Serikat di wilayahnya Rabu (24/01/2024) dini hari waktu setempat.
Dewan Penasihat Keamanan Nasional Irak, Qassem Al Aaraji, menegaskan serangan rudal AS ke wilayah negaranya sama sekali tidak membantu situasi semakin kalem.
“AS seharusnya memberikan tekanan terhadap agresi (Israel) di Gaza daripada menargetkan dan membom pangkalan-pangkalan badan nasional,” demikian komentar Al Aaraji dalam akun X seperti dikutip dari AFP.
Ia mengacu pada Hashed Al Shaabi atau pasukan pengerahan umum yang merupakan bekas milisi sekutu Iran yang kini terintegrasi dengan pasukan militer Irak.
Sebelumnya, AS melancarkan serangan udara ke milisi yang didukung Iran, Kataib Hizbullah, di Irak pada Selasa (23/01/2024).
Komando Pusat AS menyatakan gempuran itu menargetkan fasilitas yang digunakan Kataib yang mencakup markas besar, gudang penyimpanan, hingga lokasi latihan roket.
Dua pejabat pertahanan AS mengatakan serangan pasukan mereka berlangsung di Al Qaim, Irak Barat dan Jurf Al Sakhar, selatan Baghdad.
Terkait serangan tersebut, Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin menyampaikan terima kasih atas keterampilan dan profesionalisme pasukan Negeri Paman Sam.
“Presiden dan saya tak akan ragu mengambil tindakan yang diperlukan untuk membela mereka dan kepentingan kami,” ujar dia dalam pernyataan resmi, dikutip BEBASBARU.ID dari CNN.***