BEBASBARU.ID, INTERNASIONAL – Warga Indonesia kini hanya tersisa 10 orang yang bertahan di Jalur Gaza. Daerah yang menjadi area konflik, di mana pasukan Israel secara membabi buta mem bom daerah padat penduduk ini.
Namun, 3 orang sudah memutuskan akan terus bertahan di Jalura Gaza untuk jadi relawan, sekaligus jadi mata bagi dunia, untuk melihat kekejaman zionis Israel ini.
Mereka pun sudah tahu resikonya, yakni sewaktu-waktu mereka bisa jadi korban serangan brutal tentara zionis Israel, yang tak pandang bulu bombardir jalur Gaza. Sejak 8 Oktober lalu dan sampai kini masih terus tak berhenti dengan sasaran apa pun di sana.
Seperti yang di laporkan dari akun tiktok @jsachanel, yang di kutip BEBASBARU.ID, yang mengisahkan kalau di Jalur Gaza saat ini tidak ada lagi tempat yang aman.
Direktur Jenderal Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia Judha Nugraha mengatakan Kemlu, KBRI Amman dan KBRI Kairo terus berkomunikasi dengan para WNI.
“Komunikasi dengan para WNI terus dilakukan. Kondisi mereka selamat di lokasi masing-masing,” kata Judha dalam rilis resmi, Kamis (2/11).
Judha menerangkan, dari jumlah tersebut tujuh di antaranya akan dievakuasi. Sementara itu, tiga lainnya memilih tinggal di Gaza untuk melanjutkan tugas mereka sebagai relawan.
Namun, proses evakuasi belum terlaksana lantaran masih ada pertempuran di sekitar tempat tinggal WNI. Mereka tinggal di Gaza Utara dan beberapa di Gaza Selatan.
“Kendala saat ini adalah lokasi tempat tinggal para WNI masih terjadi pertempuran, sehingga evakuasi aman belum bisa dilakukan,” ungkap Judha.
Lebih lanjut, Judha menerangkan tim KBRI Kairo sudah siaga di Perbatasan Rafah usai dibuka sejak Rabu.
Setelah perbatasan dibuka, lebih dari 596 warga negara asing (WNA) akan dievakuasi dari Jalur Gaza melalui Rafah.
Mereka di antaranya warga Azerbaijan, Belgia, Yunani, Italia, Belanda Korea Selatan Swiss, Amerika Serikat.
Pasukan Israel dan milisi di Palestina, Hamas, berperang sejak 7 Oktober hingga sekarang. Imbas pertempuran ini, ribuan orang di Palestina dan Israel meninggal.
Tak lama setelah perang pecah, Israel memblokade total Jalur Gaza dan melarang bantuan kemanusiaan masuk.***