BEBASBARU.ID, NASIONAL – Stasiun TV Trans 7 milik taipan Chairul Tanjung offside, sebuah tayangan di program Expose di anggap sangat provokatif dan menghina para ulama atau pengajar di ponpes tersebut.
Akibatnya tadi malam, di tayangan Lapor Pak! berkali-kali iklan dari pihak Trans 7 minta maaf dan bilang sudah putus kontrak dengan rumah produksi yang membuat tayangan itu.
TV Trans 7 juga bilang akan lakukan tabayyun ke Ponpes Lirboyo, selain minta maaf langsung, juga meluruskan apa maksud tayangan itu.
Dari rekaman tayangan yang redaksi lihat di youtube, narasinya memang agak provokatif, seolah-olah samakan gaya para santri yang jalan jongkok di depan para kyai mirip kaum feodal.
Dan narasinya juga bilang para kyai-nya kaya raya karena dapat amplop dari santrinya, yang dikatakan rata-rata dari keluarga miskin atau kurang mampu.
Majelis Ulama Indonesia (MUI) merespon beredarnya tayangan televisi (Trans7) yang menunjukkan kyai-nya hidup mewah, santrinya jalan jongkok sambil memberi uang ke kyai.
Kini, MUI pun meminta Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) menindak stasiun televisi bersangkutan.
Di kutip BEBASBARU.ID dari Jawapos, Rabu (15/10/2025) respons tersebut disampaikan Ketua MUI Bidang Infokom (Informasi dan Komunikasi) KH Masduki Baidlowi di Jakarta (14/10/2025).
Masduki mengatakan tindakan tegas dari KPI diperlukan, karena tayangan Trans7 melalui program Expose dianggap menyinggung pesantren dan Pengasuh Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri KH Anwar Manshur.
Masduki sangat menyayangkan tayangan tersebut. Karena dinilai tidak cover both side, crosscheck, profesional dan sangat tendensius.
Dia menegaskan MUI meminta sesuai regulasi dan peraturan yang ada agar KPI menegur Trans 7. “Karena ini penyiarannya sangat tendensius. Yang disinggung ini pesantren besar berpengaruh, tokohnya juga pengurus PBNU,” kata Masduki.
Mantan Staf Khusus Wakil Presiden Ma’ruf Amin itu menilai tayangan tersebut merupakan persoalan serius yang tidak main-main. Pasalnya terjadi tayangan yang tidak bermutu. Bahkan cenderung menghina tradisi yang ada di pesantren.
“Saya kira sangat berbahaya kalau tidak dilakukan tindakan oleh KPI bisa menimbulkan tanggapan yang emosional. Saya kira jangan sampai terjadi,” sambungnya.
Masduki mengungkapkan Alumni Pondok Pesantren Lirboyo juga telah mengadukan persoalan ini ke MUI. Dia menegaskan bahwa tayangan tersebut sangat tendensius.
MUI meminta KPI harus segera memanggil dan menegur Trans 7, termasuk pihak-pihak yang bertanggung jawab dan terlibat dalam tayangan tersebut.
“Jangan-jangan yang terlibat memiliki agenda tendensius karena mungkin ada perbedaan-perbedaan pemahaman yang secara idelogis,” jelasnya.
Sehingga akhirnya menimbulkan siaran seperti itu. Baginya kondisi seperti itu sangat berbahaya.***