BEBASBARU.ID, POLITIK – Presiden Jokowi kini tinggal 32 hari lagi menjabat Presiden Republik Indonesia yang ke 7. Sampai detik ini, pengaruhnya memang sangat kuat.
Tapi bagaimana setelah tanggal 20 Oktober 2024, atau setelah Prabowo Subianto berkuasa?
Pengamat politik dari UIN Syarif Hidayatullah Adi Prayitno menilai, selama masih bertahta, Presiden Joko Widodo bakal memberikan pengaruh besar dalam penyusunan kabinet Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Ini disampaikan Adi menanggapi kabar yang menyebutkan bahwa Presiden Jokowi menitipkan sejumlah nama untuk mengisi kursi menteri kabinet Prabowo, calon presiden (capres) pemenang Pemilu 2024.
“Saya menduga, sebelum tanggal 20 Oktober 2024 atau masa akhir jabatan Jokowi sebagai presiden, pengaruh Jokowi dalam menyusun kabinet Prabowo-Gibran masih signifikan karena posisinya masih presiden,” kata Adi kepada wartawan beberapa waktu yang lalu.
Menurut Adi, pengaruh Jokowi akan sirna ketika mantan Gubernur DKI Jakarta itu tak lagi menjabat sebagai Kepala Negara.
Bahkan, menurutnya, tak menutup kemungkinan orang-orang yang terlanjur jadi menteri di kabinet Prabowo berkat titipan Jokowi bakal dievaluasi di kemudian hari.
“Soal menteri, pasti ada yang orangnya Jokowi, tapi soal berapa banyak, yang jelas Prabowo yang tentukan, terutama setelah dilantik jadi presiden,” ujar Adi, yang kutip BEBASBARU.ID dari Kompas, Selasa (17/09/2024).
“Jadi pengaruh Jokowi untuk urusan kabinet mungkin masih terasa ketika posisinya masih presiden. Tapi, yakinlah, setelah tak lagi jadi presiden pengaruh bisa hilang otomatis. Itu hukum alam,” lanjutnya.
Walaupun Prabowo Subianto saat Rapimnas Gerindra beberapa waktu lalu sebut, dia tak perlu baca buku lagi, cukup belaar dengan Presiden Jokowi.
Tapai banyak orang berpendapat, secara prinsip, urusan menteri pemerintahan ke depan merupakan hak prerogatif presiden terpilih dan pastinya Prabowo punya agenda sendiri setelah kelak menjabat, tak mungkin Prabowo terus-terusan membebek Jokowi.
“Undang-undang mengamanatkan presiden adalah satu-satunya veto player dalam menyusun kabinetnya,” jelas Adi.
Akan tetapi, tak dapat dimungkiri bahwa Jokowi berperan besar mengantarkan Prabowo dan Gibran sebagai pemenang Pilpres 2024. Kemenangan capres-cawapres nomor urut 2 itu disebut-sebut tak lepas dari kekuatan Jokowi.
“Problemnya menjadi rumit karena kemenangan Prabowo di 2024 tentu tak lepas faktor jokowi, itu sulit dibantah. Artinya, kemenangan Prabowo adalah perpaduan dua kekuatan politik besar, antara kekuatan Jokowi dan Prabowo,” kata Adi.
“Dalam konteks inilah kemudian publik menganggap wajar jika urusan menteri pun Jokowi dinilai punya pengaruh. Apalagi posisi Jokowi masih presiden,” tuturnya.
Sebelumnya, Jokowi disebut-sebut menitipkan sejumlah nama untuk ditempatkan sebagai menteri dalam kabinet ke depan yang dipimpin oleh Prabowo-Gibran.
Menurut kabar yang beredar, beberapa nama tersebut merupakan tokoh yang selama ini dikenal loyal dengan Jokowi, salah satunya Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Pratikno serta Ketum Golkar Bahlil Lahadalia.***