BEBASBARU.ID, MAHAKARYA-CERBUNG – Taruhan dengan melawan tangan kosong. Mahendra berkedip kepada Nila Dewi, lalu mencabut sepasang pisau belati melengkung yang mengeluarkan sinar gemerlapan sambil meloncat maju.
“Akulah jago pihak kami, Mutiara Hitam! Berani engkau menghadapi sepasang senjataku dengan tangan kosong?”
“Seorang gagah tidak akan menarik kembali janjinya. Aku akan menghadapimu dengan tangan kosong, Mahendra. Nah, bersiaplah engkau, Taruhan kita mulai!”
Mutiara Hitam meloncat maju ke atas batu di depan guha dan mereka berhadapan. Orang India yang bertubuh tinggi kurus dan berkulit hitam itu menekuk kedua lututnya.
Merendahkan diri dan kedua tangannya dipentang lebar, pisau belati digenggam erat-erat dengan mata pisau menghadap keluar.
Ketika ia menggoyang kedua pisaunya, sinar matahari yang menimpa permukaan pisau itu menyorot ke depan menyilaukan mata.
“Sepasang senjata yang bagus!” Mutiara Hitam memuji akan tetapi ia sudah menerjang ke depan dengan pukulan dahsyat.
Mahendra cepat mengelak dan sambil miringkan tubuh, pisau kirinya menangkis lengan lawan dan pisau kanannya menyambar tengkuk!
Akan tetapi gerakan Mutiara Hitam yang gesit itu membuat ia dengan mudahnya mengelak.
Nila Dewi berdiri menonton penuh perhatian dengan alis berkerut. Tang Hauw Lam menggandeng tangan kedua orang muridnya untuk mencegah mereka pergi dan tertangkap lawan.
Akan tetapi dia menonton dengan wajah tenang-tenang saja karena hatinya mempunyai kepercayaan sepenuhnya akan kelihaian isterinya. Taruhan bikin pedang penyebabnya.
Ketika isterinya maju dan menentang untuk menghadapi lawan dengan tangan kosong, maka tahu lah ia bahwa isterinya ingin mengalahkan lawan tanpa melukainya.
Dan memang ini tepat sekali karena dalam hal ilmu silat tangan kosong, ia harus mengaku kalah jauh terhadap isterinya. Kalau dia yang maju dan menggunakan goloknya, tentu dia hanya akan mampu mengalahkan
Mahendra dengan melukainya! Padahal, isteri nya sudah lama sekali merasa penasaran mengapa logam yang berbentuk dua buah bola putih itu, yang mereka dapatkan di puncak gunung barat, sampai kini belum ada yang mampu membuatnya menjadi pedang!
Hal ini terjadi beberapa tahun yang lalu ketika dia berdua isterinya melakukan perjalanan dari barat ke timur.
Mereka baru saja menuruni lereng puncak Gunung Yolmu-lungma, yaitu puncak tertinggi dari Pegunungan Himalaya, turun ke sebelah selatan tapal batas Nepal dan India, kemudian terus ke timur menyusuri pantai Sungai Brahma Putera.
Ketika tiba di perbatasan Yunan dan mulai mendaki lagi sisa kaki Pegunungan Himalaya di waktu malam, mereka tiba-tiba melihat sinar kehijauan jatuh dari langit dan terdengarlah suara menggelegar tak jauh di depan.
Mutiara Hitam dan suaminya cepat menuju ke tempat itu dan dari jauh mereka sudah melihat sinar putih di atas tanah sawah dan tanah dari mana sinar putih itu tampak, mengeluarkan asap dan hawa panas!
“Agaknya itulah yang disebut batu bintang!” kata Mutiara Hitam.
“Jatuh begitu saja dari langit? Sungguh luar biasa!” Tang Hauw Lam berkata dan keduanya tidak berani sembarangan menghampiri tanah yang mengeluarkan sinar itu.
Baru pada keesokan harinya, berindap mereka menghampiri tempat yang sunyi itu dan di situlah mereka menemukan….BERSAMBUNG
SUMBER: Microsoft reader