BEBASBARU.ID, DUNIA ISLAM – Sholat tarawih dilaksanakan setelah sholat Isya, bisa dilakukan berjamaah ataupun sendiri. Bagi yang tak punya kesempatan berjamaah, tentu banyak yang melaksanakan sendirian dengan beragam alasan.
Mungkin sedang kecapekan, atau bisa juga karena dalam perjalanan, sehingga laksanakan sholat tarawih itu sendirian, sholat tarawih itu bisa 8 rakaat dan 20 di tambah 3 rakaat witir
Dikutip dari buku Shalat Tarawih oleh tim Warisan Salaf, keutamaan sholat sunnah satu ini begitu agung. Oleh sebab itu, sayang bila meninggalkannya dan justru melakukan hal-hal yang tidak bermanfaat.
Dari Abu Hurairah, ia berkata: “Rasulullah SAW bersabda,
مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
Artinya: “Barang siapa yang berdiri sholat malam di bulan Ramadhan karena iman dan mengharapkan (pahala), akan diampunkan untuknya dosa-dosa yang telah lalu.” (HR Bukhari no 2014 dan Muslim no 760)
Tak berhenti sampai di sana, ada juga keutamaan sholat tarawih lainnya yang menarik. Dalam Shahih Sunan Abu Dawud, tertulis hadits:
مَنْ قَامَ مَعَ الْإِمَامِ حَتَّى يَنْصَرِفَ كُتِبَ لَهُ قِيَامُ لَيْلَةٍ
Artinya: “Barang siapa yang sholat bersama imam hingga selesai, dituliskan untuknya sholat satu malam.” (Shahih Sunan Abu Dawud no 1375)
Tentunya, harus paham seluk-beluk sholat tarawih dan witir itu sendiri sebelum mulai mengamalkan. Salah satu yang perlu dipahami adalah bacaan doa, baik setelah sholat tarawih maupun witir.
Doa Setelah Sholat Tarawih
Menurut keterangan dari buku Fikih Ringkas Sholat Tarawih oleh Ustadz Sofyan Chalid bin Idham Ruray, tidak terdapat doa maupun dzikir khusus untuk sholat tarawih.
Artinya, baik sebelum maupun antara dua rakaat tarawih, tidak dikhususkan doa tertentu.
Namun, dalam situs NU Online, diterangkan adanya doa yang biasa dibaca para ulama selepas sholat tarawih. Doa tersebut terkenal dengan sebutan doa kamilin. Bagi detikers yang memilih untuk membaca doa, berikut ini bacaannya:
اَللّٰهُمَّ اجْعَلْنَا بِالْإِيْمَانِ كَامِلِيْنَ، وَلِلْفَرَائِضِ مُؤَدِّيْنَ، وَلِلصَّلَاةِ حَافِظِيْنَ، وَلِلزَّكَاةِ فَاعِلِيْنَ، وَلِمَا عِنْدَكَ طَالِبِيْنَ، وَلِعَفْوِكَ رَاجِيْنَ، وَبِالْهُدَى مُتَمَسِّكِيْنَ، وَعَنِ اللَّغْوِ مُعْرِضِيْنَ، وَفِي الدُّنْيَا زَاهِدِيْنَ، وَفِي الْاٰخِرَةِ رَاغِبِيْنَ، وَبِالْقَضَاءِ رَاضِيْنَ، وَلِلنَّعْمَاءِ شَاكِرِيْنَ، وَعَلَى الْبَلَاءِ صَابِرِيْنَ، وَتَحْتَ لِوَاءِ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ سَائِرِيْنَ، وَعَلَى الْحَوْضِ وَارِدِيْن، وَإِلَى الْجَنَّةِ دَاخِلِيْنَ، وَمِنَ النَّارِ نَاجِيْنَ، وَعَلَى سَرِيْرِ الْكَرَامَةِ قَاعِدِيْنَ، وَبِحُوْرٍعِيْنٍ مُتَزَوِّجِيْنَ، وَمِنْ سُنْدُسٍ وَاِسْتَبْرَقٍ وَدِيْبَاجٍ مُتَلَبِّسِيْنَ، وَمِنْ طَعَامِ الْجَنَّةِ آكِلِيْنَ، وَمِنْ لَبَنٍ وَعَسَلٍ مُصَفًّى شَارِبِيْنَ، بِأَكْوَابٍ وَّأَبَارِيْقَ وَكَأْسٍ مِّنْ مَعِيْنٍ مَعَ الَّذِيْنَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ مِنَ النَّبِيِّيْنَ وَالصِّدِّيْقِيْنَ وَالشُّهَدَاءِ وَالصَّالِحِيْنَ وَحَسُنَ أُولئِكَ رَفِيْقًا، ذٰلِكَ الْفَضْلُ مِنَ اللهِ وَكَفَى بِاللهِ عَلِيْمًا، اَللّٰهُمَّ اجْعَلْنَا فِي هٰذِهِ لَيْلَةِ الشَّهْرِ الشَّرِيْفَةِ الْمُبَارَكَةِ مِنَ السُّعَدَاءِ الْمَقْبُوْلِيْنَ، وَلَا تَجْعَلْنَا مِنَ اْلأَشْقِيَاءِ الْمَرْدُوْدِيْنَ، وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَاٰلِه وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ، بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ، وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ
Arab Latin: Allâhummaj’alnâ bil îmâni kâmilîn. Wa lil farâidli muaddîn. Wa lish-shlâti hâfidhîn. Wa liz-zakâti fâ’ilîn. Wa lima ‘indaka thâlibîn. Wa li ‘afwika râjîn. Wa bil-hudâ mutamassikîn. Wa ‘anil laghwi mu’ridlîn. Wa fid-dunyâ zâhdîn.
Wa fil ‘âkhirati râghibîn. Wa bil-qadlâ’I râdlîn. Wa lin na’mâ’I syâkirîn. Wa ‘alal balâ’i shâbirîn. Wa tahta liwâ’i muhammadin shallallâhu ‘alaihi wasallam yaumal qiyâmati sâ’irîna wa alal haudli wâridîn. Wa ilal jannati dâkhilîn.
Wa minan nâri nâjîn. Wa ‘alâ sariirl karâmati qâ’idîn. Wa bi hûrun ‘in mutazawwijîn. Wa min sundusin wa istabraqîn wadîbâjin mutalabbisîn. Wa min tha’âmil jannati âkilîn. Wa min labanin wa ‘asalin mushaffan syâribîn.
Bi akwâbin wa abârîqa wa ka’sin min ma’în. Ma’al ladzîna an’amta ‘alaihim minan nabiyyîna wash shiddîqîna wasy syuhadâ’i wash shâlihîna wa hasuna ulâ’ika rafîqan. Dâlikal fadl-lu minallâhi wa kafâ billâhi ‘alîman.
Allâhummaj’alnâ fî hâdzihil lailatisy syahrisy syarîfail mubârakah minas su’adâ’il maqbûlîn. Wa lâ taj’alnâ minal asyqiyâ’il mardûdîn. Wa shallallâhu ‘alâ sayyidinâ muhammadin wa âlihi wa shahbihi ajma’în. Birahmatika yâ arhamar râhimîn wal hamdulillâhi rabbil ‘âlamîn.
Artinya: “Yaa Allah, jadikanlah kami orang-orang yang sempurna imannya, yang memenuhi kewajiban-kewajiban, yang memelihara shalat, yang mengeluarkan zakat, yang mencari apa yang ada di sisi-Mu, yang mengharapkan ampunan-Mu, yang berpegang pada petunjuk, yang berpaling dari kebatilan, yang zuhud di dunia,
yang menyenangi akhirat, yang ridha dengan qadha-Mu (ketentuan-Mu), yang mensyukuri nikmat, yang sabar atas segala musibah, yang berada di bawah panji-panji junjungan kami, Nabi Muhammad, pada hari kiamat, yang mengunjungi telaga (Nabi Muhammad), yang masuk ke dalam surga,
yang selamat dari api neraka, yang duduk di atas ranjang kemuliaan, yang menikah dengan para bidadari, yang mengenakan berbagai sutra ,yang makan makanan surga, yang minum susu dan madu murni
dengan gelas, cangkir, dan cawan bersama orang-orang yang Engkau beri nikmat dari kalangan para nabi, shiddiqin, syuhada dan orang-orang shalih. Mereka itulah teman yang terbaik. Itulah keutamaan (anugerah) dari Allah, dan cukuplah bahwa Allah Maha Mengetahui.
Ya Allah, jadikanlah kami pada malam yang mulia dan diberkahi ini termasuk orang-orang yang bahagia dan diterima amalnya, dan janganlah Engkau jadikan kami tergolong orang-orang yang celaka dan ditolak amalnya. Semoga Allah mencurahkan rahmat-Nya atas junjungan kami Muhammad, serta seluruh keluarga dan sahabat beliau. Berkat rahmat-Mu, wahai Yang Paling Penyayang di antara yang penyayang. Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam.”
detikers yang memilih diam pun tidak mengapa. Pasalnya, waktu antarsholat tarawih bisa dimanfaatkan untuk beristirahat sejenak agar tubuh senantiasa kuat. Wallahu a’lam bish-shawab.
Doa Setelah Sholat Witir
Kembali dirujuk dari buku karangan Ustadz Sofyan Chalid bin Idham Ruray, ada sebuah hadits yang menyebut doa setelah sholat witir. Hadits tersebut diriwayatkan oleh Abdurahman bin Abza RA:
نَّ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يُوتِرُ بِسَبِّحِ اسْمَ رَبِّكَ الْأَعْلَى وَقُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُونَ وَقُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ، وَكَانَ إِذَا سَلَّمَ قَالَ: سُبْحَانَ الْمَلِكِ القدوس، ثلاثا يَرْفَعُ صَوْتَهُ بِالْآخِرَةِ
Artinya: “Bahwa Nabi SAW sholat Witir (tiga rakaat) dengan membaca ‘Sabbihisma rabbikal a’la’ (pada rakaat pertama), ‘Qul yaa ayyuhal kaafiruun’ (pada rakaat kedua), dan ‘Qul huwallaahu ahad’ (pada rakaat ketiga), dan setelah salam beliau membaca ‘Subhanal maalikil qudduus’. Beliau membacanya tiga kali dan memanjangkannya pada bacaan yang ketiga.” (HR Ahmad dan Abu Daud)
Berdasar hadits tersebut, maka doa yang bisa dibaca setelah sholat witir adalah:
سُبْحَانَ الْمَلِكِ الْقُدُّْوْسِ
Arab Latin: Subhānal-malikil-quddūs. (dibaca 3 kali. Yang ketiga dipanjangkan)
Artinya: “Maha Suci Engkau penguasa yang memiliki kesucian.”
Lalu, bisa ditambahkan dengan lafal:
رَبِّ الْمَلَائِكَةِ وَالرُّوحِ
Arab Latin: Rabbil-malā’ikati war-rūḥ. (dibaca 1x)
Artinya: “Yang menguasai para malaikat dan ruh (Jibril).”
Kemudian, sebagaimana dikutip dari buku Panduan Shalat Lengkap oleh Sa’id bin Ali bin Wahf al-Qahthani, dilanjut dengan doa:
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِرِضَاكَ مِنْ سَخَطِكَ وَأَعْرَاذُ بِمُعَافَاتِكَ مِنْ عُقُوبَتِكَ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْكَ لَا أُحْصِي ثَنَاءً عَلَيْكَ أَنْتَ كَمَا أَثْنَيْتَ عَلَى نَفْسِكَ.
Arab Latin: Allahumma innī a’ūżu biriḍāka min sakhaṭika wa a’radu bimu’āfātika min ‘uqūbatika wa a’ūżubika minka lā uḥṣī ṡanā’an ‘alaika anta kamā aṡnaita ‘alā nafsik.
Artinya: “Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung pada keridhaan-Mu dari kemurkaan-Mu, dengan maaf-Mu dari siksaan-Mu. Dan aku berlindung kepada-Mu dari (azab)-Mu, aku tidak dapat menghitung pujian atas diri-mu, Engkau seperti yang Engkau puji diri-Mu sendiri.” (HR Ahmad I/96, Abu Dawud no 1427, dan Tirmidzi no 3566. Hadits landasannya dinilai shahih oleh Syaikh al-Albani)
Untuk menutup, dapat membaca:
وَصَلَى اللَّهُ وَسَلَّمَ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَآلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانِ إِلَى يَوْمِ الدِّين
Arab Latin: Wa shallalahu wa sallama ‘alaa nabiyyinaa muhammadin wa aalihi wa shahbihi wa man tabi’ahum biihsaanin ilaa yaumid-diin.
Artinya: “Semoga sholawat dan salam senantiasa terlimpahkan kepada Nabi kita, Muhammad, keluarga, para sahabatnya, serta orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik sampai hari kiamat.”
Demikian pembahasan lengkap mengenai doa setelah sholat tarawih dan witir yang perlu detikers ketahui sebagai bekal menyambut Ramadhan. Wallahu a’lam bish-shawab.***