BEBASBARU.ID, DUNIA ISLAM – Arab Saudi ternyata melaksanakan idul fitri 2025 pada hari ini, Minggu (30/03/2025), sedangkan Indonesia besok baru melaksanakan shalat eid.
Saking padatnya Masjidil Haram saat shalat eid, area menuju Baitullah ini di tutup 2 kilometer dari Masjidil Haram.
Arab Saudi sendiri dengan Indonesia memiliki perbedaan hingga 6 jam lebih lambat. Jadi saat di negara kita tengah hari, di Arab Saudi pagi dan shalat eid di laksanakan serentak di seluruh negeri ini.
Salah seorang warga negara Indonesia yang berkesempatan sholat eid di Masjidil Haram menceritakan pengalamannya ini.
Tak ada kata lain bagi warga Indonesia, Salsabila Alkatiri, selain “Masya Allah” saat menggambarkan suasana Idul Fitri di Masjidil Haram.
Dikutip BEBASBARU.ID dari Kompas.com, Minggu (30/03/2025), jutaan jemaah dari berbagai penjuru dunia tumpah ruah sejak dini hari, demi merasakan shalat Idul Fitri di Tanah Suci.
“Kalau dibilang padat, ini padat banget. Masya Allah, Masya Allah banget. Musim haji sudah padat, ini lebih padat,” ujar Salsabila membagikan pengalamannya mengikuti Shalat Ied di Masjidil Haram.
Kepada Kompas.com, warga Jakarta ini menggambarkan perbedaan mencolok antara perayaan Idul Fitri di Makkah dan di Tanah Air.
Di Indonesia, salat Idul Fitri identik dengan kebersamaan keluarga dan suasana kampung halaman. Namun di Makkah, kebersamaan justru datang dari keberagaman.
Seperti dirinya, ia salat bersebelahan dengan orang Mesir, Libya, dan berbagai negara lainnya di satu saf. “Justru jarang lihat sesama jemaah Indonesia kecuali kalau mereka berangkat dengan satu travel,” tutur Salsabila.
Begitu salat dimulai, yang dirasakan Salsabila hanya rasa haru dan bahagia. “Pas salat Id di sini, rasanya cuma bisa terharu. Nikmat banget, ya Allah. Semoga pembaca Kompas.com bisa merasakan juga beribadah di sini,” ucapnya.
Usai salat, Salsabila mendengarkan khutbah yang disampaikan Syekh Abdurrahman As-Sudais. Untuk bisa masuk ke dalam area Masjidil Haram, perjuangan dimulai sejak dini hari.
Sebab pada jam-jam tertentu, gerbang-gerbang utama ditutup bertahap dengan penjagaan ketat dari Askar (petugas keamanan setempat).
“Untuk bisa masuk ke dalam, itu harus dari jam 1 dini hari. Setelah itu, pintu-pintu sudah dijaga ketat dan ditutup,” tutur Salsabila. Saking padatnya, kendaraan dari hotel pun tak bisa melanjutkan perjalanan.
“Belum sampai setengah jalan, udah nyerah. Kami minta stop dan memilih berjalan kaki mencari jalan-jalan tikus untuk ngikutin orang-orang yang pakai kain ihram,” ungkap Salsabila.
Perbedaan lainnya salat Id di Masjidil Haram, jemaah mengenakan kain ihram untuk salat. Bisa jadi mereka karena baru selesai tawaf atau mau lanjut umrah.
Ia berharap pengalaman spiritualnya bisa dirasakan juga umat muslim di Indonesia. “Semoga pembaca berita ini bisa merasakan juga, suatu hari bisa beribadah di sini. Rasanya luar biasa,” pungkasnya.***