BEBASBARU.ID, MAHAKARYA-CERBUNG – Sekali telah membalik dan menghadapi pedang Mutiara Hitam dengan kekuatan mujijat dan kerja sama yang mengherankan.
“Trak-trakkk!” Juga Mutiara Hitam menghadapi kenyataan mujijat karena pedangnya yang jarang menemui tanding itu kini tertolak dan tangannya tergetar ketika bertemu dengan sepasang pedang yang sinarnya seperti kilat itu!
Terpaksa ia meloncat ke belakang dan berkata kepada suaminya, “Kalau mereka sudah gila untuk saling bunuh, biarkanlah!”
Dan memang tidak ada jalan lain lagi bagi Mutiara Hitam dan suaminya. Dua orang itu seperti gila, kalau dibiarkan, saling menyerang seperti hendak saling bunuh!
Akan tetapi kalau tidak dipisahkan, mereka berdua membalik dan mengeroyok lawan yang mengganggu mereka!
Tentu saja Mutiara Hitam dan suaminya tidak mau merobohkan mereka hanya untuk menghentikan pertandingan mereka!
Can Ji Kun dan Ok Yang Hwa juga sudah tiba di tempat itu dan dua orang anak ini memandang pertandingan dengan pandang mata bersinar-sinar penuh kagum melihat sepasang pedang itu.
Selama ini kedua orang murid Mutiara Hitam telah mendengar percakapan antara guru mereka tentang sepasang pedang yang sedang dibuat secara aneh oleh Nila Dewi dan Mahendra.
Dan diam-diam kedua orang anak ini ingin sekali memiliki pedang yang luar biasa itu. Apalagi setelah kini pedang-pedang itu jadi, melihat sinar pedang seperti kilat, mereka makin kagum.
Pertandingan Nila Dewi dan Mahendra sudah mencapai titik puncak yang berbahaya sekali. Mutiara Hitam dan suaminya maklum bahwa seo rang di antara mereka tentu akan roboh terluka.
Akan tetapi karena mereka tidak dapat berbuat apa-apa, mereka hanya memandang dengan alis berkerut.
“Cringggg!” sepasang pedang itu bertemu di udara, tertolak keras dengan tiba-tiba dan…. “Blesss….! Blesss….!” pedang di tangan Mahendra menembus dada Nila Dewi, sebaliknya pedang wanita itu menembus dada Mahendra.
Keduanya terhuyung, melepaskan pedang masing-masing yang sudah menancap di dada lawan, kemudian roboh terguling ke kanan kiri!
“Gila!” Mutiara Hitam dan Tang Hauw Lam meloncat menghampiri dua tubuh yang rebah telentang itu.
Mahendra memandang Mutiara Hitam dan tertawa! “Ha-ha-ha, sepasang pedang pesananmu telah rampung, Mutiara Hitam!
Sepasang Pedang Iblis! Disempurnakan dengan rendaman darah kami sendiri. Sepasang Pedang Iblis, kelak masih akan banyak minum darah manusia, ha-ha-ha!”
Nila Dewi terbelalak dan juga tertawa. “Mahendra, kita berdua akan hidup terus, dalam sepasang pedang ini. Sepasang Pedang Iblis…. hi-hik, kita akan selalu haus darah, akan selalu bersaing…. ha-ha!”
Biarpun Mutiara Hitam dan Pek-kong-to adalah suami isteri pendekar yang sudah mengalami banyak hal-hal aneh dan menyeramkan.
Akan tetapi melihat betapa dua orang itu berkelojotan dan tewas dengan ucapan-ucapan seperti itu, keduanya merasa ngeri juga.
Sejenak mereka berdua memandang kepada pedang “jantan” yang kini menancap di dada Mahendra, untuk kedua kalinya minum darah manusia, dan kepada pedang “betina” yang menancap di dada Nila Dewi…..BERSAMBUNG
SUMBER: Microsoft reade