BEBASBARU.ID, PON – Permasalahan PON XXI di Sumut dan Aceh makin di perparah dengan sering telatnya makanan buat para atlet. Selain menu makanan disebut bak tak bergizi.
Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kalimantan Tengah (Kalteng) pun sampai melayangkan surat protes kepada panitia terkait distribusi makanan atlet.
Koordinator Wilayah Aceh Sekretariat Kontingen Kalimantan Tengah, Mikhael Agusta menyebutkan, distribusi konsumsi untuk atlet cabor panahan dan panjat tebing dari Kalteng tidak konsisten, sering kali mengalami keterlambatan.
“Distribusi konsumsi tidak konsisten, kadang tepat waktu, namun lebih sering terlambat,” ujar Mikhael saat dikonfirmasi di Banda Aceh, Senin (09/09/2024), seperti dilansir Antara.
Ketua Bidang Konsumsi PB PON Aceh, Diaz Furqan pun meminta maaf atas keterlambatan konsumsi untuk para atlet PON XXI Aceh-Sumut.
Diaz mengatakan, untuk mengatasi hal itu, PB PON bekerja sama dengan Pemprov Aceh, menambah armada dan tenaga bantuan.
Hal ini guna memastikan tidak ada keterlambatan khususnya bagi para atlet yang akan berlaga. Seperti dikutip BEBASBARU.ID dari TribunNews.com, Rabu (18/09/2024)
“Kami memohon maaf atas beberapa kendala. Namun begitu, perbaikan dan evaluasi cepat kami lakukan begitu melihat adanya potensi hambatan,”
“Misalnya dalam distribusi, kami memutuskan untuk menambah armada khusus yang didedikasikan untuk jalur-jalur distribusi.”
“Agar atlet mendapatkan konsumsi tepat waktu, tanpa mengganggu jalur distribusi lain yang telah terjadwalkan,” kata Diaz dalam keterangannya, Rabu (11/9/2024), seperti dikutip dari Kompas.com.
Diaz juga menekankan pentingnya fleksibilitas dan kecepatan dalam menghadapi tantangan operasional semacam ini.
“Semua pihak baik dari PB PON maupun Pemprov Aceh, bergerak dengan satu tujuan, menjamin kenyamanan dan kebutuhan para atlet terpenuhi tepat waktu sehingga mereka bisa fokus pada pertandingan,” ujarnya.
Selain armada tambahan, PB PON dan Pemprov Aceh juga mengerahkan tenaga bantuan dari siswa-siswi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang ada di Banda Aceh.
Para siswa ini diikutsertakan dalam proses pengepakan makanan, satu tahapan dari distribusi konsumsi para atlet.
“Mereka kami libatkan dalam berbagai peran, khususnya di bagian pengepakan makanan, agar prosesnya bisa lebih cepat dan efisien,” ungkapnya.
Diaz tidak menampik dalam acara sebesar PON, kendala-kendala yang terjadi bukan hal yang bisa dihindari sepenuhnya.
Namun, fokus utama adalah bagaimana mengatasi kendala tersebut dengan cepat dan efisien.
Langkah evaluasi dan perbaikan segera dilakukan setiap kali muncul hambatan, dengan tujuan menjaga kelancaran operasional di semua sektor.
“Tidak ada acara sebesar PON yang tanpa tantangan, tetapi yang terpenting adalah bagaimana penanganannya dilakukan,”
“Kami selalu mengutamakan kolaborasi dan sinergi antara PB PON, Pemprov Aceh, serta pihak-pihak lain yang terlibat agar setiap masalah dapat diselesaikan dengan cepat,” kata Diaz.***