BEBASBARU.ID, POLITIK – Mantan Presiden ke 6, Susilo Bambang Yudhoyono atau lebih di kenal SBY kini mulai menyesal dengan peraturan yang dia rubah saat rezim kuasai Republik ini di periode 2004-2014.
Bagaimana tidak, pada Tahun 2009 silam, pemilu sistem terbuka murni bergulir, di mana saat itu sistem nomor urut tak berlaku lagi, tapi murni suara terbanyak.
Padahal sebelumnya, sistem yang digunakan adalan sistem tertutup alias nomor urut.
Akibat fatal, mulailah kader-kader parpol non pengurus lakukan money politik gila-gilaan, dengan harapan mampu raih kursi legislatif di semua tingkatan.
Imbasnya, caleg-caleg yang isi kantongnya minim, walaupun sudah berdarah-darah kelola partai, selalu gagal raih kursi DPR-DPRD, kalah dengan kader karbitan yang punya modal besar.
“Pemilu kita ternyata ongkos politiknya makin besar, melampaui batas kewajaran. Demikian juga politik uang makin menjadi-jadi. Ini mesti diselamatkan,” kata SBY.
Saat acara buka puasa Partai Demokrat bersama Prabowo di Hotel St. Regis, Jakarta Selatan, Rabu (27/03/2024) lalu.
Presiden RI ke-6 itu mengaku, dua permasalahan tersebut mengganggu pikirannya. Kendati begitu, dia mengajak semua pihak untuk tidak menyalahkan rakyat yang suaranya dibeli atau penerima politik uang.
“Kita tidak boleh menyalahkan rakyat, tetapi ada sesuatu yang perlu diperbaiki, perlu diubah dan tentunya disempurnakan agar pemilu 5 tahun mendatang dan seterusnya menjadi pemilu yang baik,” ujarnya.
Menurutnya, dua permasalahan tersebut bisa diatasi dengan cara mengubah sistem pemilu Indonesia.
Karena itu, SBY meminta Prabowo ketika sudah menjadi presiden untuk mengubah sistem pemilu Indonesia.
“Pemilu adalah masa depan kita, masa depan Indonesia. Kami menitipkan kepada Bapak Prabowo. Ini misi sejarah dan saya percaya Bapak akan bisa melakukan perubahan dan perbaikan atas sistem pemilu yang lebih tepat dan lebih baik bagi bangsa Indonesia,” kata SBY.
“In you, Bapak Prabowo, we trust,” ujar SBY menambahkan.
Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dalam kesempatan sama menyebut, maraknya politik uang merupakan penyebab anjloknya raihan kursi DPR yang didapatkan partainya.
Demokrat diprediksi mendapatkan 44 kursi DPR dalam Pemilu 2024, berkurang 10 kursi dibanding pemilu sebelumnya.
“Salah satu faktor utama yang paling signifikan menjadi penyebab hilangnya kursi kami adalah maraknya vote buying atau politik uang di luar nalar kita semua,” ujarnya.
AHY mengaku sudah menyampaikan langsung hal tersebut kepada Prabowo. Ternyata, kata AHY.
Prabowo juga punya perhatian serius terhadap masalah politik uang dan ingin mengatasinya dengan cara memperbaiki sistem pemilu Indonesia.
“Saya begitu lega ketika mendengar respons dari Pak Prabowo bahwa Bapak juga memiliki concern yang sama. Bahkan, Pak Prabowo bertekad untuk secara serius melakukan perbaikan sistem pemilu kita ke depan,” kata Menteri Agraria dan Tata Ruang itu.
Sementara itu, Prabowo dalam pidatonya di acara yang sama tak menyinggung soal perbaikan ataupun perubahan sistem politik. Dia lebih banyak berbicara soal keinginannya meningkatkan kesejahteraan rakyat.
Prabowo menyebut, Indonesia diprediksi bakal menjadi negara dengan ekonomi terbesar keempat di dunia. Menurutnya, hal itu bisa terwujud karena Indonesia punya kekayaan yang luar biasa.
“Kuncinya adalah tekat untuk menghentikan korupsi, untuk mengurangi kebocoran dan ketidakefisienan. Kita harus lebih efisien dan cara-caranya ada, teknologinya ada,” kata Prabowo, sosok yang hampir pasti dilantik sebagai presiden RI ke-8 pada Oktober 2024 mendatang.***