BEBASBARU.ID, INTERNASIONAL – Setelah membunuh pemimpin Hizbullah Hasan Nasrallah, pasukan zionis kian brutal dan bantai warga sipil hingga korban tewas kini lebih 1.030 orang.
Himbauan dan kutukan pemimpin dunia agar Israel hentikan serangan tak pernah di gubris PM Benyamin Netanyahu, dia tetap perintahkan gempur Lebanon.
Serangan dengan target lebih banyak dilakukan Israel ke Lebanon dengan dalih memburu atau menargetkan milisi Hizbullah dua pekan terakhir.
Salah satunya menewaskan sejumlah sosok elite di Hizbullah dan militer Iran.
Pada Minggu lalu, Israel berjanji akan terus melanjutkan serangannya untuk menekan Hizbullah dan milisi sekutu Iran.
“Mereka sudah kehilangan akal, dan kita harus terus memukul keras Hizbullah,” kata kepala staf militer Israel Herzi Halevi.
Akibat serangan Israel pada hari Minggu, Kemenkes Lebanon menyatakan ada 32 korban tewas di Ain Deleb, dan 21 orang tewas di Baalbek-Hermel di timur.
Secara keseluruhan, dalam dua hari terakhir ada 14 tenaga kesehatan di Lebanon yang tewas akibat serangan Israel.
Berdasarkan kesaksian warga Beirut, drone-drone Israel terlihat terbang ke sana kemari di langit ibu kota Lebanon itu pada Minggu (29/09/2024).
Kemudian terdengar ledakan besar yang menandakan serangan udara Israel menggema di sana.
Hizbullah dan Israel sebelumnya saling tembak roket di perbatasan yang dipicu agresi habis-habisan Negara Yahudi di Gaza yang sejak Oktober 2023 lalu.
Sementara itu Houthi sebelumnya juga melakukan serangan sporadis ke Israel, juga mengganggu pelayaran kapal niaga terkait Negara Yahudi di Laut Merah.
Pada Minggu lalu militer Israel masih terus menggempur wilayah di Beirut selatan, Lebanon. Di satu sisi, IDF pun menjatuhkan setidaknya delapan roket yang diarahkan dari Libanon, dan satu lagi dari Laut Merah.
Kemenkes Lebanon menyatakan dalam dua pekan terakhir, serangan Israel telah menewaskan lebih dari 1.000 warga Lebanon dan melukai sekitar 6.000 orang.
Selain itu, lebih dari sejuta orang atau seperlima dari populasi Lebanon harus mengungsi drari rumah mereka.
Di Beirut, para keluarga yang mengungsi salah satunya berkumpul di Teluk Zaitunay. Pada Minggu pagi terlihat keluarga-keluarga yang tak membawa apapun kecuali tas berisi pakaian tidur di atas alas karpet.
Salah satu warga Beirut, Francoise Azori mengatakan Israel tak akan mematahkan semangat warga Lebanon. Dan mereka akan tetap bertahan.
“Anda tak akan bisa menghancurkan kami, apapun yang anda lakukan, berapa banyak pun bom yang Anda jatuhkan, berapa banyak yang Anda paksa mengungsi- kami akan tetap tinggal di sini,” kata Azori.
“Kami tak akan pindah. Ini adalah negara kami dan kami akan tetap tinggal,” imbuhnya.
Genosida di Gaza Tetap Terjadi
Pada akhir pekan lalu, militer Israel masih juga melakukan serangan udara ke Gaza dengan dalih memburu atau menargetkan milisi Hamas. Dalam serangan pada Minggu lalu ke Jalur Gaza, setidaknya ada 11 warga Palestina yang tewas.
Dikutip dari CNN melaporkan pesawat tempur Israel memborbardir sejumlah tempat di utara, tengah, dan selatan Gaza.
Salah satu yang ditargetkan adalah bangunan sekolah tempat pengungsi di Beit Lahiya, Gaza utara. Ada empat orang di dalam bangunan itu yang tewas, dan banyak lagi yang terluka.
Militer Israel mengatakan pihaknya menyerang militan Hamas yang beroperasi dari pusat komando yang terletak di sebuah kompleks yang sebelumnya berfungsi sebagai Sekolah Um Al-Fahm.
Mereka menuduh Hamas mengeksploitasi fasilitas sipil dan penduduknya untuk tujuan militer, namun tudingan itu dibantah Hamas.
Dalam serangan lain, tiga orang tewas dalam sebuah rumah di Kota Gaza, dan empat lainnya tewas dalam tiga serangan udara terpisah di Nuseirat dan Khan Younis—di bagian utara dan selatan Jalur Gaza.
Meskipun demikian pertempuran dan aktivitas militer Israel di Gaza telah menurun dalam sepekan terakhir ketika IDF meningkatkan serangan militernya terhadap Hizbullah di Lebanon.
Di Gaza sendiri, Kemenkes di sana menyatakan sejak Oktober 2023 lalu total sudah ada 41.595 warga Palestina yang terbunuh dan 96.251 korban luka akibat serangan militer Israel.***