BEBASBARU.ID, TABALONG – Kulat bantilung atau jamur laron dalam 3 hari ini ‘menjamur’ dari arah Desa Tanta Hulu hingga Desa Barimbun, Kecamatan Tanta, Tabalong, Kalsel.
Harganya pun sangat terjangkau, dari 5.000 sepiring, hingga 10.000, tergantung jumlah jamurnya. Rasanya setelah di masak (dibikin sup) jangan di tanya, sangat gurih dan nikmat.
“Lebih nikmat dibandingkan daging ayam atau daging sapi.” cetus warga yang biasa berburu jamur laron ini.
Nah, banyak yang bertanya, kenapa kulat bantilung hanya ada di daerah tertentu, kenapa di daerah lain tak ada?
Inilah kisahnya!
Jamur biasa tumbuh subur saat masuk musim hujan. Dari jamur yang tumbuh, ada sebagian yang aman untuk dimakan, ada pula yang beracun. Di antara jamur yang aman dikonsumsi adalah jamur yang akrab disebut Jamur Laron atau kulat bantilung.
Tak ada yang tahu, siapa yang pertama menamakan kulat bantilung ini.

Kulat bantilung biasanya banyak tumbuh pada saat siang hari matahari bersinar dengan terik lalu sore sampai malamnya hujan disertai angin yang bertiup kencang.
Biasanya di desa-desa Kecamatan Tanta, juga di beberapa desa di Balangan banyak orang yang mencari jamur yang bersembunyi di balik tumpukan dedaunan yang sudah mengering.
Atau di dekat pohon yang dijadikan pagar untuk menandai batas sawah, atau di hutan. Seperti halnya dilakukan sebut haja namanya si Kanto, pria parobaya asal Desa Tanta ini bercerita.
Dia menjelaskan, sudah menjadi kebiasaan warga desanya setelah beberapa minggu usai musim hujan ini, warga sudah mulai berbondong-bondong mencari jamur yang tumbuh liar di sekitar sawah.
“Untuk mengetahui lokasi persis jamur ini tumbuh, kami seringkali mengidentifikasi dari keberadaan laron, dan itu biasanya di tandai dengan adanya balimbika (gundukan tanah)” ujarnya.
Atau jika di suatu tempat bermunculan laron, maka siap-siap puluhan kulat bantilung akan dijumpai.
Ini menandakan bahwa di bawah pada lapisan tanah terdapat sarang rayap. Dengan adanya sarang rayap ini, bisa dipastikan bahwa ada kulat bantilung yang tumbuh.
Kulat bantilung ini selain rasa yang sangat enak dan khas sebenarnya bisa menambah pundi-pundi uang, sebagian warga yang mencari kulat di hutan.
Hasil perolehannya dapat dijual pada warga sekitar yang ingin merasakan lezatnya jamur laron alias kulat bantilung.***