BEBASBARU.ID, MAHAKARYA-CERBUNG – Mukanya sendiri yang kasar dan penuh cambang bauk sehingga seakan-akan muka yang halus itu disikat oleh sikat yang kasar dan kaku.
Sie Leng yang hendak menjerit tak dapat mengeluarkan suara karena mulutnya tertutup oleh Si Perwira Brewok yang lebar.
Tiba-tiba terdengar teriakan serak dan melompatlah Sie Bun An yang tadinya berlutut.
Bangga hati Han Han melihat betapa ayahnya kini menjadi seekor harimau, meloncat bangun dan sambil berteriak menerjang maju hendak memukul Si Perwira Brewok.
Akan tetapi kebanggaan hati Han Han berubah menjadi kecemasan ketika Si Brewok itu menyambut tubuh ayahnya dengan sebuah hantaman tangan kiri yang tepat mengenai dada ayahnya.
“Dukkk….!” Tubuh Sie Bun An terlempar ke belakang dan mulutnya muntahkan darah segar. Hartawan ini sejak kecilnya hanya tekun mempelajari sastra, sama sekali tidak pandai ilmu silat, maka tentu saja sekali terkena pukulan berat perwira brewok itu, ia terluka dalam dan muntah darah.
Namun, Sie Bun An benar-benar telah menjadi seekor harimau marah. Kemarahan dan sakit hati membuat ia seperti tidak merasakan nyeri akibat pukulan itu dan sambil berteriak, ia maju lagi.
Karena ketika dia terlempar, ia jatuh ke dekat tempat duduk perwira muka kuning yang masih menciumi isterinya dan meremas-remas serta meraba-taba tubuh wanita yang ketakutan itu, kini Sie Bun An menyerang perwira muka kuning.
Akan tetapi, perwira muka kuning itu sudah mencabut pedangnya, menusuk ke depan dan….
“Blesssss….!” pedang itu menembus perut Sie Bun An sampai ke punggung. Tubuh Sie Bun An menegang kaku, matanya terbelalak, dan ketika pedang dicabut, ia mendekap perutnya lalu terpelanting roboh, berkelojotan dan tak bergerak lagi.
Lantai di bawahnya merah oleh genangan darahnya yang masih mengucur keluar dari perut dan punggung. Han Han hampir pingsan menyaksikan semua ini.
Ia melihat betapa ibunya dan cicinya menjerit dan meronta-ronta, namun perwira brewok dan perwira muka kuning sambil tertawa-tawa telah memondong tubuh mereka.
Bangun berdiri dan Si Brewok berkata dengan suara memerintah kepada lima orang perwira lain yang masih duduk.
“Rumah ini boleh dibersihkan, suruh anak buah masuk membantu!”
Setelah berkata demikian, Si Brewok memondong tubuh Sie Leng masuk ke dalam ruangan belakang, diikuti oleh Si Muka Kuning yang memondong Nyonya Sie.
Dua orang wanita ini menjerit-jerit akan tetapi segera dibungkam oleh ciuman-ciuman.
Adapun lima orang perwira itu bersorak dan berpestalah mereka. Pesta yang amat liar karena sambil berteriak memanggil pasukan yang menjaga di luar, mereka ini meraih para wanita sewaan dan berpesta mabuk-mabukan.
Mayat Sie Bun An masih menggeletak di situ tidak ada yang…….BERSAMBUNG
SUMBER: Microsoft reader