BEBASBARU.ID, MAHAKARYA-CERBUNG – Ketika hari dan saat upacara tiba, alun-alun yang luas depan istana yang biasanya dipergunakan untuk berlatih baris telah penuh dengan rakyat Khitan, sebagian besar tentara.
Juga para tamu juga sudah memenuhi ruangan yang disediakan khusus untuk mereka. Tempat dihias indah dengan bunga-bunga, daun-daun dan kertas berwarna.
Sejak pagi tadi bunyi-bunyian musik ramai memeriahkan suasana. Ketika keluarga Ratu Yalina muncul di panggung, sorak-sorai rakyat Khitan menyambut mereka.
Ratu Yalina memakai pakaian kebesaran, lengkap dengan pedang tanda kekuasaan. Kepalanya memakai mahkota yang indah gemerlapan.
Wanita ini nampak lebih cantik daripada biasa karena kebahagiaan…. hatinya bersinar-sinar pada wajahnya, membuat pipinya kemerahan dan matanya bersinar-sinar seperti bintang.
Di sampingnya berjalan Suling Emas, dengan pakaian yang khas, yaitu pakaian model pemberian Kaisar Sung untuk Suling Emas, dengan gambar suling dan bulan di dada.
Suling emas terselip di pinggangnya, Sikapnya tenang, wajahnya tersenyum dan kelihatan agung dan penuh wibawa, tidak canggung berdiri di dekat Ratu yang berkekuasaan besar itu.
Kemudian muncul Pangeran Talibu dengan wajahnya yang tampan berseri, pakaiannya yang indah dan gagah. Di sampingnya berjalan Mutiara Hitam, juga amat indah pakaiannya dan gagah sikapnya.
Di belakangnya berjalan Kiang Liong, wajahnya masih membayangkan bekas kehancuran hati, namun yang ditutup dengan senyum pula.
Lalu tampak Pangeran Kayabu bersama isteri dan puterinya yang cantik jelita, Puteri Mimi yang wajahnya cerah, senyumnya mendatangkan kegembiraan di hati setiap orang Khitan.
Setelah menerima penghormatan rakyatnya yang bersorak-sorai, keluarga ratu ini mengambil tempat duduk yang sudah disediakan sambil mengangguk sedikit.
Sebagai jawaban penghormatan para tamu yang bangkit berdiri menyambut mereka. Kemudian Panglima Kayabu bangkit berdiri, maju ke pinggir panggung sehingga tampak oleh semua yang hadir.
Dengan suara lantang mengumumkan bahwa Sripaduka Ratu yang mulia berkenan hendak menyampaikan amanat kepada rakyatnya.
Tepuk-sorak gegap-gempita menyambut pengumuman ini, terus bergemuruh ketika Ratu Yalina bangkit berdiri di pinggir panggung dengan sikap agung.
Ratu ini tersenyum lebar, deretan giginya putih kemilau dan matanya bersinar-sinar, hatinya terharu menyaksikan cinta kasih dan penghormatan rakyat Khitan kepadanya.
Ia mengangkat lengan ke atas dan berhentilah sorak-sorai itu. Keadaan menjadi sunyi sekali, seolah-olah di situ tidak ada orang, seolah-olah semua orang yang hadir menahan napas untuk mendengarkan suara ratu mereka.
“Rakyatku sekalian,” terdengar suaranya, lantang nyaring dan merdu, terdengar oleh semua yang hadir sampai di ujung-ujung karena Ratu ini bicara sambil mengerahkan khi-kang,
“Kalian semua sudah tahu untuk apa pesta ini diadakan, yaitu untuk merayakan beberapa hal yang menggirangkan hati keluarga kami.
Akan tetapi, tentu kalian bertanya-tanya dalam hati apa sebetulnya yang terjadi dan mengapa tiba-tiba ratu kalian dapat berkumpul dengan keluarganya.
Karena itu, aku mengambll keputusan untuk bicara dengan kalian untuk menceritakan keadaan kami sesungguhnya agar jangan terjadi salah tafsir.”
Ratu Yalina berhenti sebentar untuk menarik napas panjang. Suasana….BERSAMBUNG
SUMBER: Microsoft reader