BEBASBARU.ID, MAHAKARYA-CERBUNG – Seperti juga mendiang ibunya, betapapun tidak waras otak Suma Kiat namun ia mempunyai kecerdikan dan kelicinan yang luar biasa.
Setelah maksud hatinya memperisteri Kwi Lan secara paksa digagalkan Kiang. Liong, Suma Kiat melarikan diri dan pemuda ini terus menuju ke Khitan!
Untuk kembali ke kota raja, ia tidak berani karena, ia tentu akan ditangkap sehubungan dengan persekutuannya dengan Bouw Lek Couwsu. Pula, ia pergi ke Khitan bukan tanpa tujuan.
Ia harus mendahului Kwi Lan menemui Ratu Khitan yang menurut ibunya adalah adik ibunya sendiri, jadi bibinya! Suma Kiat melakukan perjalanan tak kunjung henti dan ia tiba di kota raja Khitan dalam keadaan lelah dan lapar.
Pakaiannya kotor dan robek-robek, mukanya pucat kurus. Ketika para pengawal mendengar bahwa orang asing ini hendak menghadap Ratu, ia ditangkap dan Suma Kiat sama sekali tidak melakukan perlawanan.
Karena para pengawal menaruh curiga, ia dihadapkan kepada Panglima Kayabu. “Saya ingin menghadap Ratu Khitan dan ingin bicara empat mata. Saya adalah anak keponakannya!”
Berkali-kali Suma Kiat berkata dan akhirnya oleh Panglima Kayabu sendiri di bawah ke istana menghadap Ratu Khitan.
Begitu berhadapan dengan ratu yang masih cantik dan bersikap agung itu, serta merta Suma Kiat menjatuhkan diri berlutut dan menangis menggerung-gerung.
“Aduh, Bibi…., keponakanmu ini mengalami penderitaan yang hebat.” Ratu itu berkata dalam bahasa Han yang fasih, sedikit pun tidak kaku seperti kalau orang Khitan lain bicara.
“Orang muda, tenanglah. Engkau siapa?” “Ibu saya bernama Kam Sian Eng….” “Ahhh….!” Ratu Yalina lalu memberi isyarat dengan matanya kepada Panglima Kayabu agar meninggalkan mereka berdua.
Panglima yang setia ini bangkit, mengangguk lalu pergi meninggalkan ratunya bersama orang muda itu.
Biarpun ia masih menaruh curiga kepada pemuda itu, namun mendengar bahwa pemuda itu putera Kam Sian Eng, pemuda itu benar keponakan Sang Ratu.
Pula, ia tidak perlu khawatir karena ilmu kepandaian ratunya amat tinggi sehingga tak mungkin diganggu lawan apalagi seperti orang muda itu.
Ratu Yalina bergetar hatinya, akan tetapi ketika mengamat-amati wajah pemuda itu, ia teringat akan Suma Boan dan teringatlah ia betapa dahulu kakak angkatnya.
Kam Sian Eng, terbujuk dan tergila-gila kepada putera pangeran yarig bernama Suma Boan yang kemudian menipunya.
Karena patah hati, Kam Sian Eng menjadi gila, secara aneh mendapatkan ilmu-ilmu yang hebat, dan bersama dia membunuh Suma Boan.
Akan tetapi hubungannya dengan Suma Boan itu telah membuat Kam Sian Eng mengandung dan dalam keadaan mengandung Kam Sian Eng lari minggat entah ke mana. Kiranya inikah puteranya?
“Siapa namamu?” tanyanya kepada pemuda yang masih menangis. “Nama saya Suma Kiat….” Ratu Yalina tersenyum dan yakinlah ia sekarang bahwa ini memang putera Suma Boan.
Ternyata kakak angkatnya itu masih mengakui bekas kekasihnya dan memberi she Suma kepada puteranya.
“Ah, kalau begitu engkau benar keponakanku. Kiat-ji (Anak Kiat), setelah bertemu bibimu, kenapa kau menangis?”….BERSAMBUNG
SUMBER: Microsoft reader