BEBASBARU.ID, MAHAKARYA-CERBUNG – Penderitaan. Hanya karena cinta dan cemburu saja mereka bermusuhan dan timbul rasa benci di hati mereka.
Kini, setelah berpisah lama, perjuangan antara mereka mendatangkan rasa terharu dan timbul kembali rasa kasih sayang di antara mereka.
“Sumoi…., aku banyak salah kepadamu, maafkan aku, Sumoi….”
“Aihhh, Suci, jangan berkata demikian. Akulah yang telah banyak kesalahan kepadamu, Suci. Akulah yang mohon maaf kepadamu….”
Han Ki menarik napas panjang menyaksikan pertemuan antara kedua orang sumoinya itu. “Nah, begitulah, kedua sumoiku yang baik. Antara saudara sewajarnya saling mengalah dan saling memaafkan kalau ada kesalahan.
Kita bertiga senasib, bertahun-tahun melatih diri di pulau ini, sesuai dengan kehendak Suhu. Karena itu, baru bahagialah hidupku melihat kita bertiga dapat kembali di sini.”
Begitu dua orang dara itu mendengar suara Han Ki dan kini melepaskan pelukan menoleh ke arah pemuda itu, timbullah kembali persoalan rumit yang mengganggu hati mereka. Hampir berbareng keduanya membentak,
“Akan tetapi, Suheng….”
Han Ki cepat mengangkat kedua tangan ke atas. “Cukup, bukan waktunya kita bicara. Biarlah kelak kita bicarakan urusan yang menyangkut antara kita dengan tenang dan perlahan-lahan.
Sekarang, yang terpenting adalah membereskan dan membersihkan Istana Pulau Es. Lihat betapa kotor dan tak terpelihara semenjak kalian berdua pergi meninggalkannya.”
Han Ki menudingkan telunjuknya dan ketika dua orang dara itu memandang dan menyaksikan keadaan istana tua itu mereka menjadi terharu dan tanpa banyak membantah mereka berdua membantu Han Ki membersihkan istana itu.
Ketika mereka membersihkan ruangan di mana dahulu tiga buah arca mereka disimpan, Maya dan Siauw Bwee segera bertanya mengapa arca mereka bertiga kini tidak tampak lagi berada di situ.
Han Ki menarik napas panjang ketika menjawab, “Gara-gara kalian berdua meninggalkan aku seorang diri di sini, hatiku merana setiap hari, apalagi kalau aku melihat arca kita bertiga yang masih berkumpul di sini.
Pada suatu hari aku tidak dapat menahan gelora hatiku dan kuhancurkan ketiga arca buatanku itu yang kuanggap merupakan penggoda yang selalu memberatkan hati.”
“Ihhh, Suheng! Arca yang tidak bersalah apa-apa menjadi korban kemarahan dan kedukaan hatimu. Sungguh tidak adil. Aku yang bersalah mengapa arcaku yang dihancurkan?” Siauw Bwee mencela.
“Sumoi benar! Akulah yang menjadi gara-gara, mengapa arcaku yang amat baik itu, yang tidak berdosa apa-apa, dihancurkan?
Suheng, kau harus membuatkan arcaku lagi yang baru!” Maya juga mencela.
Han Ki tersenyum. Senyum yang sudah lama sekali meninggalkan bibirnya semenjak dia ditinggalkan dua orang sumoinya, senyum gembira.
“Jangan kwawatir, aku telah siap untuk membuatkan gantinya yang lebih indah lagi. Untuk keperluan itu, aku sudah mendapatkan bahannya, yaitu batu pualam putih yang kudapatkan di atas pulau tak jauh dari sini. Inilah batu-batu itu!”
Dia memperlihatkan tiga bongkah batu pualam putih yang bersih dan indah sehingga kedua orang dara itu memandang berseri dan lenyap kekecewaan mereka…….BERSAMBUNG
SUMBER: Microsoft reader