BEBASBARU.ID, MAHAKARYA-CERBUNG – Dia menggunakan kepandaiannya melawan Koksu, kesetiaan di hati Han Ki tentu akan memaksa pemuda itu memihak Koksu.
Akan tetapi dia pun maklum bahwa betapapun suhengnya kehilangan ingatan, namun sifatnya sebagai pendekar masih tidak lenyap.
Sehingga suhengnya itu tentu tidak akan membiarkan dia yang dianggapnya sebagai seorang gadis yang tidak dikenalnya, celaka di tangan Koksu.
Kalau dia lari pergi begitu saja, lenyaplah kesempatan baik untuk mernbujuk suhengnya supaya ikut bersamanya.
“Tidak, Suheng. Aku tidak mau pergi, aku hanya pergi kalau engkau suka ikut pergi bersamaku.” “Ehhh? Pergi bersamamu?” Han Ki mengerutkan alisnya, memandang heran.
“Ke mana?” “Menemui supekku, seorang yang ahli dalam hal pengobatan. Aku akan membawamu ke sana agar engkau diobati karena engkau menderita sakit hebat, Suheng.”
“Ihhh, gila! Siapa yang sakit? Andaikata aku sakit, mengapa engkau hendak bersusah payah benar mengobati aku yang belum kaukenal? Mengapa, Nona?”
Pasukan itu sudah makin dekat dan cepat Siauw Bwee memegang lengan Han Ki sambil berkata, “Karena aku cinta kepadamu!”
Berubah wajah Han Ki dan mukanya menjadi merah sekali. Sejenak dia memandang wajah Siauw Bwee seperti orang bingung, akan tetapi sinar matanya berseri seolah-olah dia merasa girang sekali.
Akan tetapi kembali wajahnya berubah dan alisnya berkerut. Engkau main-main, Nona. Ataukah jalan pikiranmu tidak beres?
Pergilah dan hindarkan keributan.” Siauw Bwee menggeleng kepala. “Biar sampai mati terbunuh di sini sekalipun, aku tidak akan mau pergi kalau tidak bersamamu!”
“Engkau gadis yang aneh sekali!” Pada saat itu, pasukan berkuda yang dipimpin oleh Bu Kok Tai sendiri telah tiba di situ.
Pasukan itu terdiri dari dua puluh empat orang pengawal pilihan, dan di samping Bu Kok Tai terdapat pula perwira-perwira pembantu Koksu yang berkepandaian tinggi
Di antaranya Ang Hok Ci atau Ang-siucai, Pat-jiu Sin-kauw yang lihai, Thian Ek Cinjin dan beberapa orang perwira tinggi yang lihai lagi.
“Kam-siauwte, apa yang telah terjadi? Aku mendengar bahwa engkau membantu wanita pengacau ini maka aku cepat menyusul. Apa yang telah kaulakukan ini, Siauwte?”
“Aku hanya tidak ingin melihat dia mengacau lagi, Bu-loheng. Maka aku membujuknya untuk keluar kota dan jangan menimbulkan keributan lagi.
Dia bukan orang jahat, harap kau suka memaafkannya dan membiarkan dia pergi. Nona, harap kau suka pergi, aku percaya bahwa Koksu cukup bijaksana untuk memaafkan engkau seorang gadis muda.
Pergilah!” Han Ki membujuk. “Tidak!” Siauw Bwee membantah. “Suheng, tidak tahukah engkau bahwa engkau telah terkena racun perampas pikiran?
Mereka ini adalah musuh-musuhmu, musuh-musuh kita! Suheng, mari kita gempur mereka!” Mendengar ini, Bu-koksu tertawa bergelak untuk menutupi kekagetan…..BERSAMBUNG
SUMBER: Microsoft reader