BEBASBARU.ID, MAHAKARYA-CERBUNG – Mendengar tuduhan yang tepat itu. “Gadis sombong engkau! Ha-ha-ha, yang kau bela ini adalah seorang gadis gila, atau seorang mata-mata musuh yang sengaja hendak main gila dan mempengaruhimu.”
Ia lalu memberi isyarat kepada para pembantunya dan memerintahkan, “Bekuk dia, kalau dia melawan, bunuh saja!”
Thian Ek Cinjin, Pat-jiu Sin-kauw, Ang-siucai dan yang lain-lain telah maklum akan kelihaian Siauw Bwee, maka serentak mereka turun tangan menerjang gadis yang bertangan kosong itu.
Juga dua puluh empat orang pengawal sudah menerjang dan mengurung dengan senjata di tangan.
Menghadapi serbuan ini, Siauw Bwee cepat menggerakkan kaki tangannya, dan dalam beberapa gebrakan saja.
Ilmu gerak kilat kaki tangannya berhasil membuat empat orang pengawal terjungkal sedangkan para perwira yang berkepandaian tinggi cepat melompat mundur memutar senjata.
Mereka gentar menghadapi Siauw Bwee yang amat cepat gerakan kaki tangannya itu sehingga tidak tampak oleh mereka bagaimana caranya gadis itu merobohkan empat orang tadi.
“Nona, jangan….! Pergilah….!” Han Ki berseru bingung. Dia masih berdebar mendengar pengakuan gadis itu yang mengaku cinta kepadanya, dan kini dia menjadi serba salah.
“Ha-ha-ha, Kam-siauwte. Dia adalah mata-mata musuh yang mengaku sebagai sumoimu, sengaja dia mengacau dan coba kauperhatikan, betapa dia telah berhasil mencuri ilmu silatmu!”
Sambil berkata demikian, kini Bu-koksu sendiri meloncat turun dari kudanya dan ikut menerjang Siauw Bwee dengan senjatanya yang men yeramkan.
Senjata Koksu ini sesuai dengan tubuhnya yang tinggi besar, yaitu sebatang golok besar yang berat sekali dan punggung golok itu dipasangi gelang-gelang perak yang mengeluarkan bunyi nyaring kalau senjata itu dimainkan.
“Cring-cring…. sing….!” Golok itu berubah menjadi segulung sinar menyilaukan mata yang menyambar-nyambar ke arah Siauw Bwee.
Gadis ini terkejut. Lawannya bukanlah orang sembarangan, dan kalau dia mengeluarkan ilmu dari Pulau Es, tentu akan menambah kecurigaan Han Ki.
Maka dia menahan diri dan cepat menggeser kaki, mainkan gerak kaki kilat yang memungkinkan dia untuk mengelak ke sana-sini dengan cekatan sekali.
Untuk membalas, dia mengerahkan tenaga Jit-goat-sin-kang yang setingkat lebih rendah kekuatannya kalau dibandingkan dengan Im-kang dan Yang-kang yang ia latih di Pulau Es.
Namun yang mengandung kemujijatan karena tenaga itu dikumpul dari sari hawa bulan dan matahari. Han Ki berdiri bengong dan kagum.
Hawa udara di sekitar tempat pertandingan itu tiba-tiba berubah panas sekali, kemudian menjadi dingin, berganti-ganti dan kembali ada tiga orang pengawal roboh.
Bahkan Thian Ek Cinjin yang lihai itu terhuyung ke belakang, terpental oleh dorongan hawa dingin sejuk dari tangan kiri gadis itu.
“Kam-siauwte, bantu aku menangkap gadis ini!” Bu-koksu berteriak dan dia cepat menerjang makin hebat.
Tingkat kepandaian Bu-koksu sudah amat tinggi, dan kalau saja Siauw Bwee tidak mendapatkan tambahan pengalaman dan ilmu kepandaian semenjak dia meninggalkan Pulau Es.
Agaknya Koksu itu merupakan tandingan yang terlalu berat…..BERSAMBUNG
SUMBER: Microsoft reader