BEBASBARU.ID, MAHAKARYA-CERBUNG – Seorang diri,” kata Suma Hoat, di dalam hatinya girang sekali, ketika tadi mendapat kenyataan bahwa Maya telah berhasil melarikan diri.
Tidak ada jalan lain lagi, pikir Yan Hwa. Maya telah berhasil melarikan diri membawa berita rahasia itu untuk disampaikan ke Sian-yang, sedangkan kedua orang perwira pembantu Maya telah tewas.
Sekarang yang terpenting adalah menyelamatkan diri sendiri dan suhengnya. “Engkau siapakah?” tanyanya. Suma Hoat menjura.
“Aku Suma Hoat….” “Suma Hoat….?” Yan Hwa terkejut karena tentu saja dia telah mendengar akan nama Jenderal Suma Kiat. Suma Hoat maklum akan isi hati gadis itu, maka dia melanjutkan.
“Benar, aku adalah putera Suma-goanswe yang terkenal. Kaulihat, aku bukan orang sembarangan, Nona dan kata-kataku boleh engkau percaya sepenuhnya.”
Kemudian dengan berbisik ia menyambung, “Berikan pedangmu dan menyerahlah, engkau dan suhengmu akan selamat.”
Mendengar bisikan ini dan melihat sinar mata pemuda itu mengandung kesungguhan, Yan Hwa memutar pikirannya cepat sekali.
Kalau dia melawan dan sampai tertawan seperti suhengnya, tidak ada harapan lagi bagi mereka berdua.
Sebaliknya kalau dia menyerah, dia masih dapat melihat keadaan dan mungkin dapat menyelamatkan diri bersama suhengnya.
Semua harapan sudah buntu, kenapa tidak berpegang kepada satu harapan ini, betapapun tipisnya? Ia mengangguk dan tanpa berkata sesuatu dia menyerahkan pedangnya.
Suma Hoat girang sekali, menerima pedang mujijat itu lalu berkata kepada Siangkoan Lee dan para perwira,
“Aku yang telah menawan pemuda itu, dan gadis ini menyerah kepadaku. Mereka adalah tawanan-tawananku. Siangkoan Lee, bawa pemuda itu ke rumah dan masukkan ke dalam tahanan di bawah tanah, jaga yang kuat.”
Siangkoan Lee mengangguk dan kini dia mentaati perintah putera majikan atau gurunya karena dia menyangka bahwa tentu “ada apa-apanya” dengan kedua orang mata-mata itu.
Sehingga putera gurunya sengaja menawan mereka. Agaknya ada hubungannya dengan persekutuan antara majikannya dengan Kerajaan Yucen.
Apakah dua orang muda itu mata-mata Yucen? Maka dia lalu menggunakan pengaruhnya untuk menekan para pengawal dan menyuruh mereka melaporkan bahwa dua orang mata-mata telah terbunuh.
Seorang berhasil melarikan diri, sedangkan dua orang lagi yang tertawan oleh putera Jenderal Suma sedang diselidiki oleh karena keadaan dua orang itu masih disangsikan.
Apakah mereka benar-benar rnata-mata ataukah hanya terlibat saja dalam keributan yang digerakkan oleh para pengemis pemberontak itu.
“Usul yang gila, dan engkau seorang manusia yang mata keranjang! Siapa yang percaya bahwa engkau akan memegang janji?”
Yan Hwa dengan muka berubah merah sekali bangkit dari ternpat duduknya, memandang Suma Hoat dengan mata bersinar penuh kemarahan dan keheranan.
Setelah mendengar usul yang diajukan pemuda itu kepadanya. Mereka berada di sebuah kamar yang mewah dan serba indah, kamar tidur pemuda itu sendiri.
Suma Hoat tersenyum dan tetap duduk di atas pembaringan mengha…..BERSAMBUNG
SUMBER: Microsoft reader