BEBASBARU.ID, MAHAKARYA-CERBUNG – Mengeluarkan cahaya kilat, kemudian dia memimpin sisa pasukan untuk mengeroyok Yan Hwa.
Gadis itu pun mengamuk dengan hebat, pedangnya membuat para pengeroyok menjadi gentar karena pedang-pedang pusaka yang terkenal ampuh di tangan beberapa orang perwira menjadi patah semua.
Ketika bertemu dengan pedang di tangan gadis itu. Ketika Suma Hoat menyaksikan kehebatan gadis itu, juga menyaksikan kecantikannya di bawah sinar obor yang dipegangi oleh beberapa orang tentara.
Dia kagum bukan main. Semenjak dia terpukul untuk ke tiga kalinya, terpukul hatinya karena penolakan Maya.
Timbul pula penyakit lamanya dan tadi dia melampiaskan kemarahan dan kekecewaannya dengan mempermainkan seorang gadis kemudian membunuhnya.
Namun ia masih merasa berduka, menyesal dan kecewa. Ternyata perbuatannya yang keji itu tidak mampu memuaskan hatinya, bahkan menimbulkan penyesalan yang lebih besar lagi.
Ketika lewat tengah hari itu dia meninggalkan kamar gadis yang kini telah tewas di atas pembaringannya, dia melihat pasukan yang tergesa-gesa lari ke arah utara.
Dia cepat bertanya kepada Siangkoan Lee yang memimpin pasukan itu, dan mendengar bahwa kini di luar kota, di kuil tua.
Pasukan-pasukan penjaga sedang berusaha menangkap lima orang mata-mata yang lihai. Suma Hoat terkejut, lalu dia ikut pula berlari ke luar kota di sebelah utara.
Dia menyangka bahwa tentu Maya dan kawan-kawannya. Sangkaannya ternyata tepat, akan tetapi, melihat Maya mengamuk dengan hebat itu.
Selain dia merasa tidak akan mampu menandingi wanita penghuni Istana Pulau Es itu, juga dia merasa tidak tega untuk mengeroyok Maya yang dicintanya.
Diam-diam dia merasa heran sekali kepada diri sendiri. Mengapa dia tidak dapat membenci Maya yang terang-terangan telah menolak cintanya?
Mengapa dia tidak pernah pula dapat melupakan Khu Siauw Bwee yang juga tidak dapat membalas cinta kasihnya? Benar-benar dia telah menjadi gila!
Dia, Jai-hwa-sian yang dapat memperoleh gadis-gadis cantik yang mana saja, baik dengan rayuan maupun dengan kekerasan, kini tergila-gila kepada dua orang gadis yang tidak mungkin didapatkannya!
Mengapa hatinya jatuh cinta kepada dua orang gadis yang jelas menolaknya, sedangkan banyak gadis-gadis cantik hanya ingin ia dapatkan untuk memenuhi nafsu birahi dan sebagai balas dendam belaka?
Karena tidak sampai hati menyaksikan Maya dikeroyok, pula dia juga tidak berdaya menolongnya karena hal ini selain akan membahayakan dia sendiri.
Juga akan membahayakan kedudukan ayahnya dan membocorkan rahasia mereka bahwa sesungguhnya mereka itu memusuhi Kerajaan Sung Selatan dan bersekutu dengan Yucen.
Maka Suma Hoat tidak mau mendekati Maya, sebaliknya dia membantu Siangkoan Lee untuk menangkap pemuda yang lihai itu.
Kini, menghadapi Yan Hwa, timbul gairah di hatinya. Dia tertarik dan ingin mendapatkan gadis ini. Dia sudah bosan dengan gadis-gadis cantik yang lemah.
Yang hanya menangis kalau diperkosanya tanpa mampu melawan, yang tersenyum-senyum malu dan penuh pura-pura kalau gadis itu kebetulan suka kepadanya.
Kini, gadis ini memiliki ilmu kepandaian yang amat hebat! Dia sendiri belum tentu akan dapat mengalahkan gadis itu.
Apalagi gadis itu memiliki sebatang pedang yang hebat bukan main, pedang yang bentuk dan…..BERSAMBUNG
SUMBER: Microsoft reader