BEBASBARU.ID, MAHAKARYA-CERBUNG – Puluh orang lebih yang berpakaian pengemis, mengamuk dan menyerang para pengawal itu.
Keadaan menjadi kacau-balau dan tiba-tiba Ji Kun dan Yan Hwa melihat Kwa-huciang dan Theng-ciangkun muncul dekat mereka.
“Cepat, ikut kami….!” bisik Kwa-huciang memberi isyarat dengan tangannya. Ji Kun dan Yan Hwa maklum bahwa kalau mereka menuruti nafsu hati berlumba membunuhi musuh.
Akhirnya mereka akan terjebak dan sukar sekali meloloskan diri, maka mereka segera menyelinap dan mengikuti Kwa-huciang dan Theng-ciangkun yang agaknya memang sudah merencanakan pelarian ini.
Menggunakan kekacauan karena para pengemis menyerbu para pengawal, empat orang mata-mata ini berlari dan melalui lorong-lorong gelap.
Akhirnya mereka itu dapat lolos dari kota dengan jalan merobohkan beberapa orang penjaga tembok kota yang sunyi dan kurang kuat penjagaannya.
Meloncat ke atas tembok dan menggunakan tali yang sudah disediakan untuk keluar. Setelah mereka terbebas dari kejaran para pengawal dan penjaga, Ji Kun memuji kawannya dan berkata,
“Eh, Kwa-huciang, untung engkau datang, kalau tidak tentu kami akan repot menghadapi kepungan pasukan-pasukan musuh. Bagaimana kalian berdua dapat menggerakkan para pengemis itu?”
“Mereka itu sebagian besar adalah pengemis-pengemis anggauta Hek-tung Kai-pang yang bergabung dengan Coa-bengcu.
Telah kita ketahui bahwa diam-diam Coa-bengcu menjadi sekutu pemerintah Yucen, maka kami berdua lalu mengaku sebagai mata-mata dari Yucen dan mendengar ini.
Tentu saja mereka siap membantu kami berdua untuk meloloskan diri dari dalam kota.” “Hemm, bagus sekali siasatmu, Kwa-huciang.
Sekali tepuk mendapatkan dua ekor lalat! Para pengemis itu adalah kaki tangan Yucen, musuh kita juga, dan tentu mereka akan terbasmi oleh para penjaga Sung. Sungguh bagus, ha-ha-ha!” Ji Kun memuji.
Kwa-huciang mengerutkan alisnya dan dia menarik napas panjang. “Yaaah, begitulah perang! Demi kemenangan pihak sendiri.
Orang tidak segan-segan melakukan segala macam hal yang dalam keadaan biasa akan membuatnya malu sekali karena perbuatan semacam yang kami lakukan adalah keji dan curang.
Sudahlah, mari kita cepat menuju ke kuil tua di mana tentu Li-ciangkun telah menanti kita.” Benar saja dugaan pembantu utama Maya ini.
Ketika mereka berempat memasuki kuil tua yang sudah tidak digunakan, di luar kota yang sunyi itu, Maya sudah berada di situ.
Wajah Maya yang tadinya agak keruh karena masih teringat akan peristiwa antara dia dengan Suma Hoat, kini menjadi berseri.
Girang hatinya bahwa empat orang pembantunya ternyata dapat lolos pula dan berkumpul kembali di tempat itu dalam keadaan selamat.
Empat orang itu segera melaporkan hasil penyelidikan mereka kepada Maya. Kwa-huciang dan Theng-ciangkun, dengan bantuan para pengemis, telah berhasil menyelidiki keadaan di kota Siang-tan.
Bahkan telah berhasil membuat gambar peta keadaan kota itu dan sekitarnya.
Hasil penyelidikan mereka ini amat besar artinya bagi Maya, akan memudahkan mengatur siasat penyerbuan ke kota itu. Setelah memuji hasil…..BERSAMBUNG
SUMBER: Microsoft reader