BEBASBARU.ID, MAHAKARYA-CERBUNG – Di Mancu kalau bukan Panglima Wanita Maya? Akan tetapi, kenyataan itu bahkan menggirangkan hatiku,
Maya dewiku. Engkau seorang Panglima Mancu, aku seorang putera jenderal. Kita akan menjadi sepasang suami isteri yang cocok dan….” “Cukup!”
Tiba-tiba Maya membentak dan melihat pandang mata gadis itu, Suma Hoat baru merasa terkejut sekali karena gadis itu benar-benar telah menjadi marah sekali.
“Maya…. ada apakah….? Mengapa engkau marah-marah….?” Suma Hoat turun pula dari pembaringan dan melihat perubahan yang amat menggelisahkan ini.
Dia yang cerdik cepat menceritakan jasanya untuk menyenangkan hati Maya. “Tidak cukupkah bukti yang kuperlihatkan dalam membantumu?
Bukankah engkau sendiri yang tadi mengobati aku yang terluka hebat dan hampir tewas? Maya…. aku rela berkorban nyawa untukmu.
Untuk memenuhi permintaanmu dan membantumu, aku tadi menyelidiki ke dalam istana Pangeran Ciu Hok Ong yang sedang mengadakan perundingan dengan Bu-koksu.
Dan aku mendapatkan sebuah rahasia rencana mereka yang amat penting bagimu!” Suma Hoat memandang wajah Maya dengan hati gelisah karena gadis itu seolah-olah tidak mendengarnya.
Bahkan kini tampak penyesalan dan kemarahan membayang di wajah yang cantik itu. Maya merasa menyesal sekali.
Menyesalkan diri sendiri yang telah menjadi lemah dan membiarkan pemuda itu memeluk dan menciuminya. Betapa mungkin hal itu terjadi!
Dia masih nanar kalau memikirkan kembali dekapan dan ciuman yang membuat darahnya menggelora tadi! “Maya, dengarlah,” Suma Hoat menyambung cepat.
“Pangeran Ciu dan Koksu berunding dan mengambil keputusan untuk memancing pasukan Mancu meninggalkan Sian-yang menyerbu Siang-tan menggunakan saat itu untuk menyerbu dan merampas kembali Sian-yang dan mengurung pasukan antara kedua kota itu.
Sial bagiku, dalam persembunyianku itu, aku ketahuan oleh seorang panglima pengawal Koksu yang amat lihai dan dalam beberapa gebrakan saja aku telah terpukul.
Untung keadaan yang kacau memungkinkan aku melarikan diri dan ke sini…. eh, Maya, bukankah sudah terbukti betapa aku rela mengorbankan apa saja untukmu?”
Maya menarik napas panjang. “Terima kasih atas bantuanmu, Suma Hoat. Akan tetapi jangan kau mengira bahwa semua jasamu itu harus kubalas dengan cinta!
Engkau telah mengetahui siapa aku. Aku adalah Puteri Maya, juga Panglima Maya, dan aku adalah penghuni Istana Pulau Es!
Tak mungkin aku mencinta orang seperti engkau yang seharusnya kubunuh, karena engkau adalah putera Suma Kiat musuh besarku! Untuk bantuanmu itu, aku membalas dengan mengampunimu.
Tidak membunuhmu. Nah, selamat tinggal!”
“Maya….!” Suma Hoat berteriak, kaget bukan main mendengar bahwa Maya adalah penghuni Istana Pulau Es! Dia mengejar, akan tetapi sekali berkelebat saja Maya telah lenyap dari situ.
“Ahhhh…. tidak…. tidak mungkin….!” Suma Hoat menjatuhkan diri ke atas pembaringan setelah dia kembali ke kamar itu, hatinya seperti diremas, semua harapannya membuyar.
Mengapa nasibnya seburuk itu dalam cinta kasih? Setelah gagal memperisteri Ciok Kim Hwa, setelah gagal meraih cinta kasih Khu Siauw Bwee, setelah semua harapannya tercurah…..BERSAMBUNG
SUMBER: Microsoft reader