BEBASBARU.ID, MAHAKARYA-CERBUNG – Kacau. Tahulah dia bahwa lawannya itu memiliki tenaga sin-kang yang amat kuat, maka ia menjadi marah sekali dan menghentikan gerakan tubuhnya berputaran.
Lalu kedua lengannya bergerak mendorong atau memukul dari bawah ke arah lawan. Dari perutnya terdengar bunyi berkokok.
Inilah ilmu pukulan Thai-lek-kang yang mengandung tenaga sin-kang amat dahsyat! Menghadapi pukulan-pukulan dahsyat ini.
Coa Leng Bu terkejut dan cepat ia pun mengerahkan Jit-goat-sin-kang, karena hanya dengan tenaga sin-kang ini sajalah ia akan mampu menghadapi lawannya yang tangguh.
Mulailah dua orang kakek itu bertanding secara hebat sekali, gerakan mereka tidak cepat sekali namun setiap gerakan tangan yang memukul atau menangkis mengandung tenaga sin-kang yang kuat.
Sehingga angin menyambar-nyambar di sekitar ruangan itu dan terdengar suara bersuitan. Siauw Bwee memandang kagum. Dia dapat mengukur Jit-goat-sin-kang yang dikuasai supeknya sekarang.
Terasa betapa di ruangan itu hawanya menjadi berubah-ubah, kadang-kadang panas sekali dan kadang-kadang sejuk dingin.
Itulah pengaruh dari kekuatan Jit-goat-sin-kang. Akan tetapi ia pun dapat melihat bahwa supeknya bukanlah lawan Pat-jiu Sin-kauw yang lihai sekali.
Biarpun dengan Jit-goat-sin-kang supeknya masih dapat menahan serangan-serangan Thai-lek-kang, namun ilmu silat supek nya masih kalah jauh.
Dan begitu pendeta rambut panjang berjubah hitam itu mainkan Soan-hong Sin-ciang, supeknya terdesak hebat.
Si Sastrawan Ang Hok Ci berbisik kepada gurunya, memberi tahu bahwa Coa Leng Bu mempergunakan Jit-goat-sin-kang.
Mendengar ini Koksu berkata sambil tertawa! “Ha-ha-ha, jadi hanya begini sajakah Jit-goat-sin-kang yang terkenal ini? Kalau hanya begini, mengapa mesti susah payah mendapatkannya?”
Mendengar ini, tahulah Siauw Bwee bahwa sastrawan Ang itu hanya memenuhi perintah gurunya untuk mencari kitab peninggalan Bu-tek Lo-jin untuk mempeiajari Jit-goat-sin-kang.
Kini mendengar koksu itu mengejek karena memang kepandaian dan kekuatan Coa Leng Bu masih kalah tingkatnya oleh Pat-jiu Sin-kauw, ia merasa mendongkol.
Pula, dara perkasa ini maklum bahwa kalau dilanjutkan, supeknya bisa terluka karena orang macam pendeta rambut panjang itu mana mempunyai pribadi baik dan dapat dipercaya?
Salah-salah supek nya akan terbunuh! Tiba-tiba terdengar bentakan Pat-jiu Sin-kauw, “Petani busuk, menggelindinglah engkau!”
Ternyata setelah mendesak lawannya dengan hebat, pendeta jubah hitam itu tiba-tiba mengirim serangan hebat dengan Thai-lek-kang yang tak dapat dielakkan lagi oleh Coa Leng Bu
Sehingga terpaksa dia menangkis dengan tangan kanannya sambil mengerahkan Jit-goat-sin-kang.
Biarpun tangan mereka tidak saling sentuh, namun terjadilah pertemuan tenaga sin-kang yang amat dahsyat dan tubuh Coa Leng Bu menggigil.
Namun dia tetap mempertahankan agar tidak sampai roboh karena dia maklum bahwa kalau dia mengalah dan sampai roboh ia akan celaka di tangan lawannya yang berhati kejam itu.
“Supek, mundur!” Tiba-tiba Siauw Bwee berseru nyaring, tubuhnya sudah mencelat ke atas di antara kedua orang yang mengadu tenaga itu …..BERSAMBUNG
SUMBER: Microsoft reader