BEBASBARU.ID, MAHAKARYA-CERBUNG – Hebat kesaktian kamu wanita muda, dari mana engkau mempelajari Jit-goat-sin-kang?” Pertanyaan ini mengandung penasaran besar, seolah-olah menuduh Siauw Bwee mencuri ilmu itu.
Siauw Bwee yang kini sudah dapat menduga bahwa kakek ini tentu memiliki Ilmu Jit-goat-sin-kang seperti yang dimiliki Ouw-pangcu, malah lebih kuat, segera menjura dan menjawab.
“Untuk menghadapi Jit-goat-sin-kangmu tadi, aku tidak menggunakan sin-kang yang sama, orang tua!”
“Tidak mungkin! Sin-kang biasa mana mampu menghadapi Jit-goat-sin-kang seperti itu?” Yu Goan kini sudah muncul dan meloncat dekat Siauw Bwee.
Dia tadi menyaksikan adu tenaga sin-kang itu dan kekagumannya terhadap Siauw Bwee meningkat.
Dengan sabar ia menjura dan mendahului Siauw Bwee. “Locianpwe, sesungguhnya kami pernah mempelajari Jit-goat-sin-kang dari Ouw-pangcu.”
“Ahh, tidak mungkin! Selain Ouw-pangcu tidak akan berani lancang menurunkan ilmunya kepada orang luar, juga tidak mungkin kalau hanya murid-muridnya mampu mengalahkan kekuatanku.
Dia sendiri masih jauh di bawahku, ataukah…. dia telah memperoleh kemajuan yang luar biasa sehingga muridnya saja mampu mengalahkan aku?
Betapapun juga, dia melanggar dan harus dihukum!” Yu Goan terkejut dan cepat membela, “Locianpwe, harap jangan menyalahkan dia karena Ouw-pangcu adalah gi-hu kami.
Tiada salahnya menurunkan ilmu kepada anak-anak angkatnya sendiri.” Wajah yang penasaran dan marah itu berubah.
“Aihhhh! Dia menjadi ayah angkat kalian? Betapa anehnya! Akan tetapi…. kesaktian Nona muda ini amat luar biasa, betapa mungkin….”
“Harap Locianpwe tidak menjadi heran karena sesungguhnya, kepandaian Nona Khu ini amat tinggi, jauh lebih tinggi daripada kesaktian gi-hu sendiri.
Dan kalau benar Locianpwe adalah suheng dari gi-hu, harap kauketahui bahwa kami berdua sedang berusaha menyelamatkan gi-hu yang terancam bahaya besar di lembah di bawah sana.”
“Apa? Apa yang terjadi? Orang muda, duduklah. Dan kau juga, Nona yang amat lihai. Duduklah dan ceritakan semua. Apa yang telah terjadi di atas tebing, dan di bawah lembah sana?”
Yu Goan dan Siauw Bwee duduk di atas dipan bambu, berhadapan dengan kakek itu lalu Yu Goan menceritakan semua pengalaman mereka sejak bertemu dengan Ouw-pangcu.
Mengobati luka ketua itu, dan tentang pemberontakan di atas tebing yang dipimpin oleh Ang-siucai. Setelah mendengar penuturan itu sampai habis, kakek tadi menarik napas panjang.
“Hemm, memang banyak resikonya menjadi ketua, tidak sebebas aku yang hidup seorang diri tanpa dibebani peraturan.
Sute telah lancang menerima seorang asing seperti sastrawan she Ang itu, maka dia memetik buah dari tanamannya sendiri.
Akan tetapi siapakah engkau orang muda yang pandai ilmu pengobatan? Aku sendiri senang dengan ilmu itu, maka kepandaianmu menarik hatiku, dan siapa pula Nona yang amat lihai ini?
Sukakah kalian memperkenalkan diri setelah mengetahui bahwa aku adalah suheng dari gi-humu?” …..BERSAMBUNG
SUMBER: Microsoft reader