BEBASBARU.ID, MAHAKARYA-CERBUNG – Seperti kami, malapetaka menimpa kami, yaitu berupa penyakit yang menyeramkan.” “Penyakit apakah, Pangcu?” Siauw Bwee bertanya.
Hatinya tertarik sekali mendengar penuturan itu dan menduga-duga siapa gerangan kakek sakti itu.
“Penyakit kusta.” “Kusta….?” Yu Goan sebagai seorang ahli pengobatan tentu saja merasa ngeri mendengar penyakit yang belum pernah dapat diobati itu.
“Lalu bagaimana, Pangcu?” “Inilah sebetulnya rahasia besar kami yang sekarang kubuka kepada Ji-wi karena Ji-wi sudah kuanggap bukan orang lain.
Mereka yang terkena penyakit itu terpaksa harus menjauhkan diri agar jangan sampai menular kepada orang lain. Hal ini diatur oleh Locianpwe itu dan mereka itu ditempatkan di lembah.”
“Di bawah sana itu? Jadi orang-orang di bawah itu adalah penderita-penderita penyakit kusta?” tanya Siauw Bwee.
“Benar, jadi di antara mereka dan kami sebenarnya masih ada hubungan erat, bahkan masih keluarga, dan lebih lagi, di antara mereka yang menderita itu terdapat ketua kami yang dahulu dipilih oleh Locianpwe itu.
Sehingga sampai sekarang pun, tingkat mereka lebih tinggi dari pada kami orang-orang penghuni hutan di bukit ini.
Karena penderitaan mereka itulah, Locianpwe menurunkan ilmu melatih sin-kang yang disebut Jit-goat-sin-kang (Hawa Sakti Matahari Bulan).
Hanya mereka yang berada di lembah saja yang memperoleh ilmu itu, dan di atas sini hanya ketuanya, yaitu aku sendiri yang mendapatkan ilmu itu.
Aku melatih sin-kang itu dengan mengambil tenaga sakti matahari dan bulan, kulatih bertahun-tahun.
Siapa mengira, sekarang aku menjadi korban dari sin-kang itu sendiri.” “Kenapa engkau keracunan, Pangcu. Dan agaknya ada orang yang sengaja meracunimu,” kata Yu Goan.
“Tentu orang yang tahu akan Jit-goat-sin-kang, dan satu-satunya…. hemmm, hanya Ang-siucai yang kuberi tahu akan rahasia ilmu itu untuk membalas budinya.
Setelah Locianpwe itu pergi beberapa tahun yang lalu, datanglah Ang-siucai sebagai utusan pemerintah yang bersikap baik sekali kepada kami, mengajarkan masak dan baca tulis. Mungkinkah dia….?
Aihh, jangan-jangan sikap beberapa orang anak buahku yang berubah ini pun hasil perbuatannya! Celaka, dan aku terluka.
Ah, Sicu, tolonglah aku agar aku dapat menyelidiki hal ini dan mencegah terjadinya hal yang lebih hebat lagi.
Aku khawatir kalau-kalau akan terjadi pemberontakan di sini. Dalam beberapa bulan ini aku sudah melihat gejala-gejala perlawanan dan sikap tidak mau menaati perintahku, termasuk penyerangan mereka kepada Ji-wi tadi.”
“Baik, Pangcu. Akan kucoba. Silakan Pangcu duduk bersila dan aku akan membantumu membersihkan hawa beracun yang mengacaukan sin-kang di tubuhmu.” kata Yu Goan.
Pemuda ini lalu duduk bersila di atas dipan, di belakang kakek itu, kemudian ia menempelkan kedua telapak tangannya di atas punggung yang telanjang itu.
Mengerahkan sin-kangnya. Tak lama kemudian, Yu Goan berteriak keras dan tubuhnya terpental …..BERSAMBUNG
SUMBER: Microsoft reader