BEBASBARU.ID, MAHAKARYA-CERBUNG – “Engkau tidak terluka oleh pukulan, Pangcu. Akan tetapi karena makanan atau minum sesuatu yang dicampuri racun.
Dan racun ini mengacaukan hawa murni di tubuhmu. Karena engkau telah melatih diri dengan sin-kang yang tinggi dan aneh.
Yang agaknya telah dapat kau kuasai sedemikian rupa sehingga engkau mampu mempergunakan Im-kang dan Yang-kang yang amat kuat.
Maka kini kedua hawa yang sifatnya bertentangan itu saling menggempur tubuhmu sendiri.” Kakek itu membelalakkan matanya.
“Betapa mungkin makanan atau minumanku diracuni orang? Akan tetapi…. keteranganmu tepat sekali, Sicu.
Memang aku telah melatih diri dengan sin-kang yang…. yang….” Kakek itu kelihatan ragu-ragu. “Hemm, bukankah engkau melatih Im-yang-sin-kang secara berbareng dan pandai menggunakan kedua sin-kang itu secara berbareng?”
Tiba-tiba Siauw Bwee menyambung ketika melihat kakek itu agak ragu-ragu untuk memberi tahu. Kakek itu makin kaget dan memandang Siauw Bwee penuh kagum.
“Engkau tahu akan hal itu, Nona? Bukan main! Agaknya di dunia ini penuh dengan orang-orang muda yang berilmu tinggi!
Tidak salah, sesungguhnya ilmuku ini merupakan rahasia, akan tetapi heran sekali mengapa engkau dapat menduga begitu tepat, dan Sicu ini dapat pula memberi keterangan yang cocok.”
“Hemm, apa anehnya Pangcu?” Siauw Bwee berkata. “Anak buahmu tidak pandai ilmu silat tinggi, namun mereka rata-rata memiliki sin-kang yang amat kuat. Dan juga sastrawan itu….”
Tiba-tiba wajah kakek itu menjadi pucat. “Aihh! Apakah bisa jadi….?” “Apa yang hendak kaukatakan, Pangcu?” Yu Goan berkata.
“Racun itu….! Anak buahku tidak mungkin meracuniku, akan tetapi dia…. Ang-siucai itu…. dia banyak mengajarkan ilmu masakan kepada para koki kami! Dan anggur yang dibuatnya itu….!”
Tiba-tiba ia menarik napas panjang, kemudian melanjutkan dengan suara lirih hampir berbisik, “Ah, aku sudah membuka rahasia.
Akan tetapi agaknya keadaan gawat, dan entah mengapa, timbul kepercayaan besar di hatiku terhadap Ji-wi. Biarlah kuceritakan keadaan kami sebelum engkau mencoba mengobatiku, Sicu.”
Kakek ini dengan suara perlahan lalu menceritakan keadaan orang-orang di situ yang dipimpinnya.
Dahulu di tempat itu tinggal sekelompok orang, kurang lebih dua ratus orang jumlahnya, yang hidupnya masih terbelakang dan jarang bertemu dengan orang luar.
Mereka hidup sederhana, bahkan masih setengah liar. Kemudian muncullah seorang kakek sakti yang aneh dan berilmu seperti dewa.
Melihat keadaan sekelompok manusia yang wajar dan sederhana ini, kakek itu lalu memimpin mereka dan mengajarkan ilmu kepandaian agar mereka itu dapat menjaga diri, dan dapat mengalahkan segala tantangan hidup dalam dunia yang masih liar itu.
“Karena pimpinan Locianpwe itulah maka kami memiliki sedikit ilmu kepandaian sehingga kami dapat menangkap binatang buas yang bagaimana kuat pun.
Akan tetapi, sungguh celaka, nasib buruk menimpa kami. Tidak lama setelah Locianpwe itu berada di sini dan beliau suka sekali hidup di antara orang-orang yang masih sederhana, wajar dan liar…..BERSAMBUNG
SUMBER: Microsoft reader