BEBASBARU.ID, MAHAKARYA-CERBUNG – “Maafkan…. ah, aku telah membuat Ji-wi kaget saja. Sedikit gangguan kesehatanku….” “Gangguan kesehatan?
Aihh, Pangcu tidak tahukah pangcu bahwa yang Pangcu ceritakan ini bukan sekedar gangguan kesehatan, melainkan ancaman jiwa Pangcu?
Pangcu telah menderlta keracunan hebat sekali, racun yang menimbulkan hawa meresap ke dalam pusar dan mempengaruhi seluruh tubuh Pangcu!”
Kakek itu menjadi pucat wajahnya. “Bagaimana Sicu bisa tahu?” “Sedikit-sedikit aku tahu akan ilmu pengobatan, Pangcu. Bolehkah aku memeriksanya?”
Kakek itu mengangguk-angguk, kemudian duduk bersila dan Yu Goan mempersilakan dia membuka bajunya.
Dengan gerakan tangan tetap pemuda itu lalu memeriksa denyut nadi, kemudian menempelkan telapak tangan ke pusar dan ke atas kedua dada kakek itu.
Keningnya berkerut tanda bahwa pemuda itu memusatkan pikiran, kemudian berkata, “Benar seperti dugaanku.
Pangcu terkena racun yang amat hebat. Bukankah kadang-kadang hawa sin-kang di tubuh Pangcu tak dapat dikendalikan, di pusar terasa sakit seperti ditusuk.
Dada sesak dan kadang-kadang terasa amat dingin adakalanya amat panas hampir tak tertahankan?
Pandangan mata menjadi berkunang telinga terdengar bunyi melengking?” Kakek itu terbelalak. “Sicu benar!
Ahh, kiranya Sicu seorang ahli yang pandai. Bolehkah aku mengetahui siapa guru Sicu?” “Aku mendapat ilmu pengobatan dari kakekku sendiri yang berjuluk Yok-sanjin.”
“Ahh, kiranya Si Raja Obat Song Hai?” kakek itu berseru girang, lalu merangkap kedua tangannya.
“Mohon pertolongan Sicu untuk mengobati dan menalong nyawaku.” “Sudah menjadi kewajiban setiap orang untuk menolong sesamanya yang menderita, Pangcu.
Akan tetapi mengobati Pangcu tidaklah mudah, membutuhkan tenaga sin-kang yang amat besar dan pula bukan di sini tempatnya.”
“Ahh, aku berlaku kurang hormat. Marilah, silakan Ji-wi datang ke tempat kami!” Yu Goan mengangguk dan Siauw Bwee memandang kepadanya dengan penuh rasa kagum.
Mereka berdua mengikuti kakek itu pergi meninggalkan tebing menuju ke dalam hutan. Di tengah jalan Siauw Bwee berkata,
“Wah, kiranya engkau seorang ahli obat yang lihai, Yu-twako.” “Ahh, pengertianku hanya dangkal saja, Lihiap. Pula, aku merasa sangsi apakah aku akan cukup kuat untuk menyembuhkan orang tua ini.”
“Harap Sicu jangan khawatir. Berhasil atau tidak bukanlah soal bagiku. Aku tetap berterima kasih kepada Sicu yang telah sudi melimpahkan budi dan berusaha menolong aku.
Padahal tadi anak buahku telah mengganggu Ji-wi. Bolehkah aku mengetahui Ji-wi yang gagah? Aku sendiri bernama Ouw Teng dan sudah belasan tahun menjadi ketua di sini.”
Siauw Bwee dan Yu Goan menjura dan pemuda itu berkata, “Lihiap ini adalah Khu Siauw Bwee, dan aku bernama Yu Goan.” Biarpun kakek itu belum pernah mendengar nama dua orang muda itu …..BERSAMBUNG
SUMBER: Microsoft reader