BEBASBARU.ID, MAHAKARYA-CERBUNG – Tak berani turun, bahkan tidak berani berkutik, khwatir kalau-kalau ketahuan dan disangka seorang pengintai kurang ajar.
Dia hanya berdoa dalam hatinya mudah-mudahan dara itu tidak melakukan hal yang tidak-tidak, misalnya berganti pakaian.
Melepas sepatu dan lain perbuatan yang akan membuat dia tersudut dan menjadi makin kurang ajar tampaknya.
Tiba-tiba pemuda itu terkejut dan matanya terbelalak memandang jauh. Apakah benda-benda mencorong yang muncul di belakang gadis itu? Seperti mata harimau!
Ada tiga pasang banyaknya! Otomatis tangan pemuda ini meraba ke pinggang di mana disimpannya beberapa buah senjata rahasia, siap melindungi dara itu kalau betul ada tiga ekor harlmau merunduknya!
Siauw Bwee tiba-tiba meloncat dan membalik. “Srattt!” Sinar kilat tampak ketika ia mencabut pedangnya.
Yu Goan memandang makin kagum. Bukan main, pikirnya. Gerakan dara itu sedemikian gesit dan ringannya, dan cara mencabut pedang tadi pun menunjukkan gerakan seorang ahli!
Karena terhibur oleh kehadiran kudanya, kewaspadaan Siauw Bwee timbul kembali dan telinganya dapat menangkap gerakan di belakangnya.
Ketika ia membalik dan melihat tiga pasang benda mencorong di balik semak-semak, ia terkejut dan juga menduga bahwa tentulah itu tiga pasang mata binatang buas, entah harimau entah apa.
Akan tetapi begitu ia membalik dan mencabut pedangnya, tiba-tiba tiga pasang benda mencorong itu pun lenyap, seolah-olah api yang ditiup padam.
Dia menjadi penasaran. Tidak ada manusia atau binatang yang boleh mengintainya kemudian melenyapkan diri begitu saja sebelum dia tahu benar apa dan siapa mereka itu!
Tubuhnya berkelebat dan sekali melesat bayangannya lenyap dari pandang mata Yu Goan yang melongo terheran-heran penuh kekaguman.
Dengan gerakan kilat, gerakan yang kini jauh melebihi kecepatannya ketika sebelum ia mempelajari ilmu gerakan kaki tangan kilat, Siauw Bwee berloncatan ke sana-sini, mencari-cari.
Akan tetapi tidak menemukan seorang pun manusia atau seekor pun hewan! Terpaksa ia kembali ke dekat api unggun.
Memandang ke kanan kiri dengan mata tajam dan diam-diam ia merasa bulu tengkuknya berdiri. Apakah benda-benda mencorong yang dilihatnya tadi?
Apakah pandang matanya keliru? Ah, tidak mungkin! Jelas ia melihat enam buah benda mencorong, tiga pasang dan melihat jaraknya tentulah merupakaan tiga pasang mata. Akan tetapi, mata apa?
Andaikata binatang, atau manusia, tentu dapat ia kejar. Akan tetapi benda-benda itu lenyap begitu saja tanpa meninggalkan suara apa-apa!
Seluruh urat saraf di tubuh Siauw Bwee menegang dan dia berdiri dengan sikap waspada, menanti munculnya benda-benda aneh itu, pedang masih di tangan.
Hampir setengah jam ia berdiri tanpa bergerak seperti itu, tidak tahu bahwa ada dua buah mata, sepasang mata yang tidak mencorong.
Mata manusia, mengintainya jauh di atas dengan melongo penuh kagum. Api unggun bergoyang-goyang mengecil dan hal ini menyadarkan Siauw Bwee bahwa tidak ada apa-apa yang mengancamnya.
Apapun juga adanya tiga pasang benda mencorong tadi, yang pasti mereka itu …..BERSAMBUNG
SUMBER: Microsoft reader