BEBASBARU.ID, MAHAKARYA-CERBUNG – Tentu saja Suma Hoat tidak bodoh, bahkan dia cerdik sekali. Kalau tadi dia kurang perhatian adalah karena hatinya berduka oleh kematian kedua bibinya, dan marah kepada Hoat Bhok Lama.
Kini ia teringat betapa besar untungnya kalau dia bisa menjadi murid orang sakti ini, maka biarpun lengan kirinya terasa nyeri, dia memasang kuda-kuda dan berkata.
“Baik, teecu mentaati perintah Locianpwe. Teccu menyerang!” Tubuhnya sudah menerjang maju, kedua kakinya melakukan gerakan aneh dan ketika ia menggerakkan kedua tangannya, angin menyambar ke arah leher dan pusar kakek itu.
“Cuss! Cusss!” “Heiiihhh! Dari mana engkau memperoleh ilmu setan ini?” Bu-tek Lo-jin berteriak sambil membelalakkan kedua matanya.
Mengelus-elus leher dan perut yang tadi tercium ujung jari tangan Suma Hoat. Pemuda ini sendiri sudah terhuyung ke samping dengan kaget sekali.
Ketika ia menotok tadi, jari tangannya seperti menotok air saja, bahkan tenaga sin-kangnya seperti terbanting membuat ia terpelanting ketika dari tubuh kakek itu timbul hawa mujijat yang melawannya.
Maklum betapa saktinya kakek aneh ini, Suma Hoat menjatuhkan diri berlutut. “Teecu mohon petunjuk.” Bu-tek Lo-jin mengerutkan alisnya yang tebal putih.
“Di dunia gila ini banyak sudah kulihat dan temui orang-orang gila yang memiliki kepandaian seperti setan.”
“Biarpun mereka semua sekarang telah menjadi setan-setan, entah di neraka, entah di mana, akan tetapi mengenang kepandaian mereka.”
“Aku masih bergidik. Pek-kek Sin-ong dan Lam-kek Sin-ong memiliki ilmu kepandaian istimewa, tidak perlu bicara lagi tentang ilmu kepandaian Suling Emas dan keturunan – keturunan nya.”
“Dahulu, di empat penjuru dunia terdapat datuk-datuk golongan hitam yang seperti raja-raja kejahatan, mereka adalah Bu-tek Siu-lam dari barat.
“Thai-lek Kauw-ong dari timur, Jin-cam Khoa-ong dari utara, dan Siauw-bin Lo-mo dari selatan. Namun mereka semua itu masih tidak mampu menandingi kedahsyatan,”
“Kegilaan dan keseraman adik Suling Emas yang telah menjadi murid iblis-iblis sendiri, bernama Kam Sian Eng.”
“Heh, orang muda, gerakan kakimu tadi bukankah dari Cap-sha Seng-keng, dan serangan tanganmu yang aneh tadi mirip Im-yang-tiam-hoat? Padahal dua ilmu itu dahulu milik Kam Sian Eng si wanita iblis!”
“Beliau adalah nenek teecu!” Suma Hoat berkata. “Aihhhh! Pantas…. pantas….!” Kakek yang sudah tua sekali itu berloncatan seperti seorang anak kecil.
“Dia memang mempunyai seorang putera Suma Kiat yang licik dan jahat sekali, jadi dia….” “Dia adalah ayah teecu!”
Suma Hoat berkata cepat, suaranya keras karena ia merasa mengkal sekali, sungguhpun ia tidak dapat membantah akan kebenaran kata-kata kakek ini.
“Ha-ha-ha-ha! Besar sekali untungku! Pernah aku mengambil murid calon suami Mutiara Hitam sekarang aku mengambil murid seorang keturunan keluarga Suling Emas, biarpun dari keluarga yang gila dan jahat.”
“Eh Suma Hoat, di dalam dirimu engkau condong kepada yang jahat atau yang baik?” “Tentu saja yang baik, Locianpwe!” Im-yang Seng-cu mendengarkan percakapan itu penuh perhatian dan …..BERSAMBUNG
SUMBER: Microsoft reader