BEBASBARU.ID, MAHAKARYA-CERBUNG – Pangeran Bharigan yang pandai mengambil hati orang-orang yang berkepandaian. Karena memang tujuan hati Maya dan kawan-kawannya hanya untuk melepaskan dendam kepada Pemerintah Sung.
Kepada bangsa Mongol dan bangsa Yucen, bagi mereka tidak peduli. Mereka itu menjadi panglima tentara Sung yang memberontak atau tentara Mancu, tidak ada bedanya.
Yang penting, mereka dapat membalas dendam dan tentu saja hal ini hanya mampu mereka lakukan kalau mereka memimpin barisan yang kuat.
Raja Mancu yang maklum akan isi hati pembantu-pembantu kuat ini, berlaku cerdik dan bijaksana. Maya dan kawan-kawannya.
Hanya diberi tugas untuk memimpin pasukan menghadapi pasukan-pasukan musuh yang memang dibenci oleh mereka.
Hal ini diserahkan oleh Pangeran Bharigan yang telah mengetahui riwayat Maya. Semenjak Maya, Ji Kun dan Yan Hwa berada di situ sebagai Panglima-panglima Mancu.
Bala tentara Mancu menjadi kuat dan mendapatkan kemajuan besar.
Dalam banyak pertempuran, baik menghadapi pasukan Mongol, pasukan Sung, atau Yucen, pasukan yang dipimpin Maya atau kedua orang murid Mutiara Hitam selalu memperoleh kemenangan!
Mereka makin disanjung-sanjung dan diberi banyak hadiah oleh Raja. Biarpun kedudukannya telah tinggi dan cita-citanya membalas dendam telah terlaksana.
Namun banyak hal yang dihadapinya membuat Maya sering kali tampak termenung dan berduka. Tidak saja ia menderita rindu kepada suhengnya yang dicintanya, juga dia menghadapi hal-hal yang memusingkan hatinya.
Pertama adalah urusan Ji Kun dan Yan Hwa. Sungguh dia tidak mengerti akan sikap kedua orang murid bibinya itu. Jelas bahwa keduanya itu saling men cinta.
Bahkan terang-terangan kedua kakak beradik seperguruan itu telah lama melakukan hubungan seperti suami isteri saja!
Akan tetapi betapa seringnya mereka berdua itu cekcok, bahkan berkelahi dan saling serang dengan senjata mereka yang dahsyat.
Yaitu Sepasang Pedang Iblis yang kini telah didengar riwayatnya oleh Maya dari kedua orang itu.
Setiap kali kedua orang itu bercekcok, dia yang melerai, akan tetapi selalu Ji Kun lalu memperlihatkan sikap mesra kepadanya yang ia tidak dapat mengenal pula dasarnya.
Apakah memang benar tertarik kepadanya, ataukah hanya dipergunakan untuk “memanaskan” hati Yan Hwa, dia tidak pernah dapat memastikan.
Akan tetapi, hal itu tidak begitu memberatkan hatinya seperti hal lain yang membuat dia benar-benar bingung dan kadang-kadang menjadi kesal.
Hal ini adalah kenyataan bahwa Pangeran Bharigan yang dahulunya bernama Cia Kim Seng si penggembala domba, jelas sekali jatuh cinta kepadanya!
Mula-mula hanya diperlihatkan dalam pandang mata, dalam suara dan sikap serta gerak-geriknya, akan tetapi makin lama makin nyata.
Bahkan pada suatu senja pangeran itu menemuinya di dalam taman dan secara terang-terangan menyatakan cinta kasihnya terhadap Maya dan meminangnya untuk menjadi isterinya!
“Aku tahu siapa engkau, Puteri Maya. Kita berdua adalah keturunan raja-raja dari bangsa kita yang besar. Kerajaan Khitan telah rusak, akan tetapi aku berjanji untuk membangunnya kembali. Kita bersama dapat….BERSAMBUNG
SUMBER: Microsoft reader