BEBASBARU.ID, MAHAKARYA-CERBUNG – Sungguh tidak patut! Itu pelanggaran susila namanya! Belum menjadi suami isteri, di siang hari, di depan mata semua anggauta pasukan. Tapi dendam nya pada Suma Kiat hilangkan kejengahan itu.
Memasuki perkemahan untuk bermain asmara! Benar-benar tidak pantas! Akan tetapi…., apa pedulinya?
Maya mengangkat kedua pundak dan mengusir bayangan kedua orang itu dari dalam kepalanya lalu menyibukkan diri untuk mengatur barisan.
Yang senja itu juga akan diberangkatkan untuk bersama barisan Mancu menghantam pasukan Sung yang dipimpin oleh Jenderal Suma Kiat.
Barisan Mancu sendiri, setelah melihat kehadiran Pangeran Bharigan yang gagah perkasa dan yang kini langsung memimpin mereka sendiri.
Timbul semangat baru, apalagi ketika mendengar bahwa mereka kini dibantu oleh Pasukan Maut yang sudah amat terkenal dipimpin oleh panglima wanita bersama pembantu-pembantunya yang lihai.
Segera Pangeran Bharigan yang sudah mengadakan kontak dengan Maya, menyusun barisannya dan mengatur siasat yang sesuai dengan petunjuk Maya.
Untuk bersama-sama menyerbu barisan Sung pada malam hari itu.
Bala tentara Sung yang dipimpin oleh Suma Kiat itu memang kuat. Bukan hanya lengkap peralatan perangnya.
Akan tetapi juga besar jumlahnya dan dipimpin sendiri oleh Suma Kiat yang bukan saja amat tinggi ilmu silatnya, juga amat pandai mengatur barisan dalam perang.
Apalagi, di sampingnya terdapat pembantu-pembantunya yang lihai, di antaranya yang menjadi pembantu utamanya adalah selir mudanya sendiri.
Selir cantik jelita yang amat dicintanya, yaitu Bu Ci Goat yang tak pernah terpisah dari sampingnya semenjak dahulu tertangkap basah bermain gila dengan puteranya.
Suma Hoat yang kemudian diusirnya. Bu Ci Goat yang telah mewarisi ilmu kepandaian Suma Kiat, bahkan memiliki tingkat yang lebih tinggi daripada Siangkoan Lee murid tunggal jenderal itu.
Selain menjadi pembantu utama yang boleh diandaikan juga merupakan satu-satunya yang dapat menghibur dan menyenangkan hati Suma Kiat di mana dan kapan saja.
Selain selir mudanya ini, tentu saja orang ke dua yang dapat ia andalkan adalah muridnya sendiri, Siangkoan Lee yang kini juga merupakan seorang yang memiliki ilmu kepandaian tinggi.
Semenjak Suma Kiat berhasil mempengaruhi Kaisar untuk mencelakai orang yang amat dibencinya, yaitu Menteri Kam Liong sehingga musuhnya itu tewas bersama muridnya, dikeroyok pasukan pengawal.
Suma Kiat merasa hidupnya tidak tenang dan tidak tenteram lagi. Kebenciannya terhadap Kam Liong yang sesungguhnya masih keluarganya sendiri adalah kebencian yang timbul.
Semenjak dia masih muda, timbul perasaan mengiri dan dendam karena dia selalu mempunyai anggapan bahwa keturunan Suling Emas adalah orang-orang yang selalu memusuhinya dan menghalanginya.
Padahal Suling Emas adalah kakak ibunya sehingga keturunan Suling Emas adalah saudara-saudara misannya sendiri.
Dia tidak pernah mau mengerti bahwa keturunan Suling Emas memusuhi perbuatannya, menentang kejahatannya, bukan pribadinya.
Keturunan Suling Emas adalah orang-orang yang berjiwa pendekar, terutama Menteri Kam Liong.
Sedangkan dia selalu mengumbar nafsu dan tidak segan melakukan perbuatan yang amat jahat (baca cerita MUTIARA HITAM).
Memang demikianlah keadaan manusia yang belum sadar batinnya, suka sekali untuk dapat mengenal kekurangan pada diri sendiri. Orang yang dirasuki dendam…..BERSAMBUNG
SUMBER: Microsoft reader