BEBASBARU.ID, MAHAKARYA-CERBUNG – Yang tertawa-tawa dan gerakannya aneh serta lihai bukan main, sepertinya kena racun kelelawar!
Sudah belasan orang anggauta kedua kaum itu roboh tewas, banyak pula yang terluka dan kedua orang itu mengamuk sambil tertawa bergelak.
“Ha-ha-ha-ha! Aku adalah raja rawa! Lebih banyak lagi korban untuk dipersembahkan dewa-dewa kelelawar!”
Teriak seorang di antara mereka yang bertubuh tinggi besar dan hanya bercawat saja, tubuhnya penuh lumpur, racun ganas sudah pengaruhi otaknya.
“Ha-ha-ha! Benar, lebih banyak lebih baik menemani dua orang kakek! Ha-ha-ha, aku adalah pangeran rawa-rawa!”
Siauw Bwee menahan napas melihat orang ke dua itu, yang pakaiannya robek-robek tidak karuan hampir telanjang.
Dan seperti orang pertama rambutnya riap-riapan tubuhnya penuh lumpur dan mata mereka itu merah dan liar berputaran.
Akan tetapi ilmu kepandaian mereka luar biasa sekali. Mereka bersilat seperti orang ngawur saja akan tetapi setiap tangan mereka bertemu dengan anggauta-anggauta kedua kaum yang mengeroyok, tentu lawan roboh dan tewas!
“Cia Cen Thok, Liem Hok Sun ….!” Siauw Bwee berteriak dan meloncat ke tengah pertempuran. “Semua orang mundur, jangan melawan mereka!”
Mendengar seruan ini dan karena memang takut dan gentar menghadapi kehebatan dua orang gila itu, anak buah kedua kaum cacad itu cepat mengundurkan diri.
Sehingga kini hanya Siauw Bwee saja yang berhadapan dengan dua orang gila. ia menoleh dan berkata kepada orang-orang itu.
“Ketua kalian selamat, di halaman belakang!” Mendengar ini, semua orang lari memasuki kuil.
“Cia Cen Thok, Liem Hok Sun, apa yang kalian lakukan ini?” Siauw Bwee memberanikan diri menegur dengan hati gentar dan ngeri karena dia dapat menduga bahwa kedua orang ini sudah tidak waras lagi dan tidak normal.
“Ha-ha-ha!” Kedua orang itu tertawa-tawa dan menudingkan telunjuk mereka ke muka Siauw Bwee.
“Cia Cen Thok! Liem Hok Sun! Apakah kalian tidak mengenal aku lagi? Aku Khu Siauw Bwee!”
“Ha-ha-ha! Korban lunak untuk para dewa kelelawar!” Tiba-tiba Cia Cen Thok yang tertawa-tawa itu menyerang hebat sehingga Siauw Bwee cepat mengelak.
Dari tangan Si Bekas Mayat Hidup itu tercium bau amis. Tangan beracun! Bahkan tubuh mereka semua beracun!
Siauw Bwee dapat menduga bahwa agaknya kedua orang ini telah berhasil menyelamatkan diri dari pengeroyokan burung, akan tetapi agaknya menjadi korban gigitan kelelawar-kelelawar ber racun itu.
Sehingga menjadi gila dan selain gila, tubuh mereka menjadi beracun! Dia tidak dapat membujuk lagi karena kini dua orang gila itu telah mengeroyoknya dengan gerakan-gerakan aneh dan dahsyat sekali!
Pada saat Siauw Bwee mengelak dan mengandalkan- gin-kangnya agar jangan sampai kulit tubuhnya tersentuh tangan-tangan beracun itu.
Para anggauta kedua kaum telah memapah keluar ketua mereka, mengganti pakaian mereka dan kini mereka semua berdiri di luar kuil menonton pertandingan yang dahsyat mengerikan itu.
Mereka tidak membantu karena ketua mereka berkata, “Dua orang itu korban kelelawar, tubuh mereka beracun dan sekali sentuh saja akan cukup menularkan kegilaan mereka!” …..BERSAMBUNG
SUMBER: Microsoft reader