BEBASBARU.ID, MAHAKARYA-CERBUNG – Siauw Bwee harus menggunakan seluruh kepandaiannya menghadapi pengeroyokan yang amat hebat itu. Yang menyulitkannya adalah bahwa dia tidak tega menurunkan pukulan maut.
Karena maklum bahwa dua orang itu menyerangnya dalam keadaan tidak sadar. Betapa mungkin dia tega untuk membunuh mereka?
Inilah yang menyulitkan, karena kedua orang itu menyerangnya dengan nafsu membunuh, setelah menjadi korban gigitan kelelawar dan menjadi gila.
Tidak hanya tubuh mereka beracun, juga gerakan mereka menjadi aneh dan mereka menjadi berlipat kali lebih lihai daripada sebelum gila.
Bukan main ramai dan serunya pertandingan itu. Biarpun Siauw Bwee memiliki gerakan yang ringan dan cepat sekali.
Akan tetapi sambaran tangan kedua orang gila itu telah membuat beberapa bagian pakaiannya robek-robek, bahkan pundak kirinya telah terserempet cakaran tangan Hok Sun sehingga mengeluarkan darah.
Rasa gatal dan panas pada pundaknya membuat, Siauw Bwee maklum bahwa dia telah terkena racun.
Terpaksa dia harus mengerahkan sin-kangnya dan dengan hawa murni itu dia mendesak hawa beracun di pundaknya sehingga tidak menjalar lebih luas.
Ketika ia agak lengah karena melirik ke arah pundak kirinya, tiba-tiba gerakan aneh dari Cia Cen Thok dengan tendangan yang merupakan jurus gerakan kaki kilat mengenai paha kanannya.
“Desss!” Tubuh Siauw Bwee terlempar dan jatuh bergulingan di atas tanah! Dua orang gila itu terkekeh-kekeh dan keduanya menubruk tubuh Siauw Bwee.
Dengan gerakan seperti dua ekor harimau memperebutkan seekor kelinci. Siauw Bwee merasa pahanya panas sekali.
Cepat ia menggunakan sin-kang melindungi darahnya dan melihat tubrukan dua orang itu, ia mulai menjadi gemas, gila atau tidak.
Mereka itu adalah dua orang lawan yang berbahaya dan kalau tidak dia robohkan, tentu akhirnya dia sendiri yang celaka.
Karena itu, melihat mereka menubruk maju Siauw Bwee mengerahkan sin-kangnya dan menyambut tubuh mereka dengan tendangan kedua kakinya!
“Bukk! Bukk!”
Dua orang gila itu berteriak seperti binatang buas, tubuh mereka terlempar ke belakang dan mereka bergulingan menekan perut yang rasanya seperti diremas-remas!
Mereka kini meringis dan Siauw Bwee sudah melompat bangun, kepalanya pening akibat bau racun dan tubuhnya agak terhuyung.
Akan tetapi hatinya merasa kasihan sekali melihat dua bekas lawan yang gila itu meraung-raung kesakitan.
Namun, kedua orang itu kini sudah bangkit lagi dan dengan gerakan buas telah menyerangnya.
Siauw Bwee terkejut. Kalau dilanjutkan, tentu dia akan celaka. Dia harus membagi sin-kang untuk melindungi tubuhnya dari kedua lukanya. Luka di kulit pundak dan kulit pahanya.
Tendangan Cen Thok tadi merobek celananya di paha sahingga kulit pahanya terkoyak dan keracunan pula bertemu dengan kaki Cen Thok!
Kini melihat kedua orang gila itu sudah menyerbu lagi, ia menguatkan hatinya, menggunakan Swat-im Sin-jiu mendorong ke depan.
Tubuh kedua orang gila itu seperti disambar petir. Mereka terjengkang, muka mereka menjadi biru, tubuh mereka menggigil dan mereka bergulingan sampai jauh.
Kemudian berhasil merangkak bangun dan melarikan diri sambil berteriak-teriak! Siauw Bwee terhuyung-huyung. Seorang…..BERSAMBUNG
SUMBER: Microsoft reader