BEBASBARU.ID, MAHAKARYA-CERBUNG – Dia pun tak berani mengadukan pedangnya dengan pedang lawan, dan ketika Ji Kun mendesaknya sedemikian rupa.
sehingga terpaksa sekali Maya mengelebatkan pedang menangkis, tujuannya agar Ji Kun takluk dan menyerah kalah.
Tak tercegah lagi kedua pedang bertemu.
“Takkk!” Maya terkejut bukan main karena pedangnya itu melekat pada pedang Ji Kun yang seolah-olah mempunyai daya tarik atau daya sedot yang mujijat!
Dan kesempatan ini dipergunakan Ji Kun untuk menggerakkan pedang ke bawah, membacok kepala Maya! Maya mengelak cepat.
“Breet!” Robek dan putuslah ujung pundak baju panglima wanita itu. Dia melompat mundur, Ji Kun tersenyum girang dan mendesak terus.
Kini Maya mengerti bahwa pedang pusaka itu selain mempunyai wibawa ampuh, juga mempunyai daya menyedot. Pengetahuan ini membuat dia memutar otak mencari akal.
Ketika untuk kesekian kalinya sinar pedang yang ampuh itu terus mendesaknya dan mengirim tusukan, kembali ia menangkis.
Kalau dibacok, dia tidak berani menangkis karena pertemuan langsung itu mungkin sekali akan merusakkan pedangnya.
Akan tetapi kalau hanya tusukan, dia berani menangkis dari samping. Dia sengaja menangkis dari atas sehingga ketika pedangnya tersedot dan menempel.
Pedangnya berada di atas pedang lawan dan sebelum Ji Kun melanjutkan pedangnya untuk mengirim serangan mendadak,.
Maya telah mendorongkan tangan kirinya dengan pengerahan tenaga sin-kang yang membentuk hawa pukulan dingin.
Inilah pukulan inti es yang hebatnya bukan kepalang yang oleh Han Ki tdisebut pukulan Swat-im Sin-jiu!
Tubuh Ji Kun seperti terkena aliran halilintar, menggigil dan pedangnya terlepas dari tangannya. Dia berusaha mempertahankan diri namun ia hanya dapat mencegah tubuhnya terguling.
Dia kini telah takluk!
Dan hanya jatuh duduk dengan muka pucat! Cepat ia bersila dan memejamkan matanya, mengerahkan hawa murni untuk melindungi isi dadanya yang terserang hawa dingin luar biasa.
Semua perwira bengong terlongong dan tidak ada yang bergerak, semua terpesona oleh pertandingan yang sedemikian hebatnya, yang belum pernah mereka saksikan selama hidup mereka.
Maya menyimpan pedangnya, membungkuk dan mengambil pedang Ji Kun. Dia mengamati pedang itu dan tangannya menggigil.
“Bukan main….!” serunya sambil menggeleng kepala. Memegang pedang itu, ia merasa seolah-olah pedang itu bernyawa dan mengeluarkan hawa maut yang amat kejam!
Can Ji Kun membuka matanya dan melotot memandang Maya. Jelas terbayang pada pandang matanya bahwa ia khawatir sekali kalau pedangnya dirampas Maya, walaupun dia sudah takluk.
Melihat ini Maya lalu melangkah maju dan menyerahkan pedang itu kepada Ji Kun sambil berkata,
“Ji Kun, seorang murid Mutiara Hitam yang gagah perkasa tidak patut memiliki pedang seganas ini.”
Bayangan khawatir lenyap dari wajah Ji Kun, terganti rasa lega ketika ia menerima pedangnya. Ia bangkit berdiri,menyimpan pedangnya dan berkata.
“Pedang ini adalah pedang Lam-mo-kiam pemberian Subo.”…..BERSAMBUNG
SUMBER: Microsoft reader