BEBASBARU.ID, MAHAKARYA-CERBUNG – Menyinggung perasaan, kedua orang panglima itu hanya saling pandang dan menahan kegelian hati mereka.
“Li-hiap, serahkan urusan perang kepadaku karena perang melawan Kerajaan Sung tidaklah semudah itu. Mereka masih memiliki bala tentara yang kuat dan besar jumlahnya.”
“Akan tetapi, kau akan kuangkat menjadi panglima muda dan kuserahi pasukan yang hendaknya kau gembleng menjadi pasukan istimewa yang kuat.
Dan percayalah kami hanya mengandalkan kegagahan Li-hiap dengan pasukanmu untuk mendobrak pihak musuh di garis depan.”
Maya mengangguk. “Terserah kepadamu, Ciangkun. Bagiku, asal aku mendapat kesempatan membasmi pasukan Sung, cukuplah. Lebih banyak lebih baik.”
“Bagus! Mulai sekarang engkau adalah seorang panglima dan sudah selayaknya kalau engkau sebagai pembantuku yang kupercaya, sebagai pembantu utama di samping Lai-ciangkun, tahu akan kedudukan dan siasat kita.”
Dengan panjang lebar Bu-ciangkun lalu memberi tahu kepada pembantunya yang baru ini bahwa dia telah mengadakan kontak dengan bala tentara Mancu yang besar dan kuat.
Agar bersama-sama mereka dapat menyerang ke selatan. Mendengar ini, Maya tidak ambil peduli.
Baginya, bersekutu dengan Mancu pun tidak menjadi soal asal dia dapat membalas kepada Kerajaan Sung, Yucen dan Mongol!
“Boleh saja bersekutu dengan orang Mancu. Bu-tai-ciangkun. Asal jangan bersekutu dengan orang-orang Mongol dan Yucen saja. Kedua bangsa itu pun masih musuhku!” Bu-ciangkun tertawa bergelak.
Gadis ini memiliki ilmu kepandaian yang amat luar biasa sekali, akan tetapi tidak berpengalaman sama sekali, bahkan masih memiliki sifat kekanak-kanakan dan jujur.
“Ha-ha-ha! Jangan khawatir, Li-ciangkun (Panglima Wanita)! Kami tidak mempunyai hubungan dengan bangsa Mongol!
Sedangkan bangsa Yucen yang sekarang telah mendirikan Kerajaan Cin juga merupakan musuh kita karena dia merupakan penjajah yang mengancam bangsa dan negara.
Di dalam pertempuran yang akan kauhadapi, engkau bahkan akan melawan Bangsa Yucen dan juga pasukan Kerajaan Sung.”
“Bagus!” Maya, girang sekali. “Lekas siapkan pasukan untukku, Tai-ciangkun. Akan kulatih mereka!”
Demikianlah, mulai hari itu, Maya mengepalai lima ratus orang pasukan dengan sepuluh orang perwira pembantunya.
Dara ini dahulu adalah seorang Puteri Khitan dan dia sudah sering kali melihat, bahkan mengikuti cara ayahnya dan para panglima Khitan melatih tentaranya.
Maka kini dengan baik sekali ia dapat melatih pasukan di bawah perintahnya. Mereka dia beri pelajaran ilmu berkelahi dengan menurunkan beberapa jurus yang lihai dari ilmu silatnya.
Juga para perwira pembantunya ia latih sendiri dengan beberapa jurus ilmu silat sehingga mereka pun menjadi lihai.
Mula-mula Bu-ciangkun terkejut dan terheran-heran, juga girang menyaksikan cara Maya melatih pasukannya.
Diam-diam ia lalu menyebar para penyelidik dan tak lama kemudian dia mendengar bahwa puteri Raja Khitan yang bernama Maya tidak ketahuan ke mana perginya.
Semenjak ikut bersama Menteri Kam Liong yang tewas dikeroyok oleh….BERSAMBUNG
SUMBER: Microsoft reader