BEBASBARU.ID, MAHAKARYA-CERBUNG – Sudah menyambar dan mencengkeram ke arah pundak kiri Siauw Bwee. Cepat bukan main gerakan itu, akan tetapi Siauw Bwee, murid ke tiga dari Bu Kek Siansu.
Yang telah mempelajari ilmu yang tinggi tingkatnya, cepat miringkan tubuh dan dari bawah jari tangan menyambar dengan totokan ke arah telapak tangan nenek itu.
“Aihhh….!” Nenek itu berseru kaget, tangannya membuat gerakan membalik dan luputlah totokan Siauw Bwee. Gerakan nenek itu aneh sekali dan tahu-tahu kini tongkatnya menyambar.
Menotok ke arah lutut kiri Siauw Bwee yang kalau mengenai sasarannya tentu akan membuat gadis itu bertekuk lutut.
Namun Siauw Bwee yang sudah melihat betapa gerakan-gerakan nenek itu cepat dan aneh sekali, maklum bahwa lawannya memiliki gerak tangan yang hebat dalam bersilat.
Maka ia berlaku hati-hati dan cepat menggeser kakinya. Ketika kembali tangan kirinya menusuk dengan jari-jari tangan terbuka ke arah lambungnya.
Disusul tongkat yang menyambar dengan totokan ke arah pundak, dia berkelebat ke kanan dan sengaja menggunakan telapak tangannya menerima tongkat yang menyambar.
“Plakk!”
“Aihhh….!” Nenek itu kembali berteriak kaget dan tubuhnya terhuyung, namun kembali tangan kirinya sudah mencengkeram disusul totokan tongkatnya.
Kini tidak kepalang dan dilakukan dengan kemarahan karena tongkat itu menyerang leher!
Diam-diam Siauw Bwee kagum sekali. Dalam keadaan terhuyung seperti itu Si Nenek yang kakinya hanya satu ini masih mampu mengirim serangan dua kali berturut-turut.
Sungguh merupakan hal yang luar biasa dan dia mengerti bahwa kiranya kaum kaki buntung ini memiliki ilmu silat yang amat aneh.
Cepat dan kuat sehingga ilmu silat tangan kiri dan tongkat ini dapat menutup kekurangan karena cacad kaki mereka!
Dia juga mengeluarkan kegesitannya dan bayangannya berkelebat lenyap. Biarpun dia agak bingung menghadapi serangan ilmu silat aneh dari nenek itu.
Namun karena dia menang dalam tenaga sin-kang, pula dalam hal gin-kang dia pun lebih unggul, maka dia masih mampu menyelamatkan diri dengan elakan cepat atau tangkisan kuat.
Akan tetapi, karena dia pun tahu bahwa kaum kaki buntung ini bukan orang-orang jahat, dan dia harus mengakui bahwa dalam pertentangan ini dialah yang telah mulai lebih dulu.
Siauw Bwee tidak ingin mencelakai lawannya dan hanya ingin merobohkan atau mengalahkannya tanpa melukai.
“Hebat….! Luar biasa….! Sukar dipercaya!” Beberapa kali kakek yang menjadi ketua kaum kaki buntung itu memberi komentar penuh kekaguman menyaksikan gerakan Siauw Bwee.
Siauw Bwee adalah seorang dara remaja yang baru sekali itu mengadakan pertandingan sungguh-sungguh yang selamanya belum pernah ia lakukan, kecuali ketika melawan Maya, sucinya.
Maka kini mendengar pujian keluar dari mulut ketua kaum kaki buntung yang lihai ilmunya, dia menjadi bangga.
Ingin dia memperlihatkan kelihaiannya, maka ketika tongkat nenek itu untuk kesekian kalinya menyambar dan kini menyambar ke arah pinggangnya.
Ia meloncat dan mengeluarkan teriakan keras, tubuhnya melayang ke atas dan kakinya menotol ujung tongkat lawan!
Perbuatan ini selain luar biasa dan membuktikan kemahiran gin-kang yang istimewa….BERSAMBUNG
SUMBER: Microsoft reader