BEBASBARU.ID, MAHAKARYA-CERBUNG – Ucapan selamat beliau kepada Bengcu, dan menyerahkan sumbangannya.” Sejenak kakek yang dihormati itu memandang kepada dua orang itu.
Akan tetapi pandang matanya segera terarah kepada Maya dan Siauw Bwee, seolah-olah melekat dan tidak menyembunyikan rasa kekagumannya. Isterinya yang melihat keadaan suami itu lalu berbisik, “Mereka menanti jawaban!”
Barulah Coa-bengcu sadar dan ia tertawa bergelak sambil merangkap kedua tangan didepan dada. “Ha-ha-ha,sungguh Pek-mau Seng-jin mencurahkan kehormatan besar sekali kepada kami!
Seorang koksu negara masih mau memperhatikan orang tiada harganya seperti aku benar-benar menunjukkan perbedaan antara Permerintah Yucen dan Permerintah Sung!
Terima kasih, terima kasih. Tidak tahu, sumbangan apakah yang dikirim Pek-mau Seng-jin, Koksu Kerajaan Yucen itu yang akan membuat kami sekeluarga bahagia bukan main?”
“Sumbangan atau hadiah yang harus kami sampaikan kepada Bengcu adalah dua orang anak perempuan inilah!” Kata Si Tahi Lalat.
Semua tamu kembali menjadi terheran dan keadaan menjadi tegang karena mereka menganggap bahwa sumbangan ini sama sekali tidak dapat dianggap berharga.
Melihat sikap para tamu itu, dua orang utusan itu menjadi tidak enak hati, maka Si Muka Kuning cepat menyambung keterangan temannya.
“Hendaknya Bengcu mengetahui bahwa dua. orang anak perempuan ini bukanlah anak sembarangan. Yang lebih besar ini bermama Maya, dia adalah puteri dari Raja dan Ratu Khtan, sedangkan yang lebih kecil ber nama Khu Siauw Bwee, puteri Khu Tek San seorang panglima yang terkenal di Kerajaan Sung!”
Terdengar seruan-seruan kaget di sana-sini, dan wajah Coa-bengcu yang tadinya memang sudah berseri gembira, kini menjadi makin berseri penuh kagum.
“Sungguh merupakan hadiah yang tak termilai harganya!” katanya kemudian seperti kepada diri sendiri ia berkata, “Puteri Raja Khitan….? Siauw Bwee Puteri Panglima Khu….?”
Tiba-tiba seorang tamu meloncat bangun sambil berseru keras. “Mohon kebijaksanaan Bengcu agar saya boleh membunuh bocah she Khu itu untuk membalas anak buah saya yang dahulu dibasmi oleh Khu Tek San ayahnya!”
Yang bicara ini adalah bekas kepala rampok yang kenamaan di Lembah Huang-ho perbatasan Propinsi Shan-tung.
“Puteri Khitan itu patut dibunuh!” Tiba-tiba seorang lain meloncat dan berseru nyaring memandang ke arah Maya dengan mata terbelalak marah.
“Kalau dia puteri Raja Khitan, berarti dia itu cucu Suling Emas yang sudah banyak menimbulkan malapetaka di kalangan kamil”
Yang bicara kali ini adalah seorang pendeta berambut panjang yang usianya kurang lebih lima puluh tahun, pakaiannya hitam dan kotor seperti tubuhnya.
Akan tetapi dia adalah seorang tokoh dunia hitam yang tekenal dengan julukannya. saja, yaitu Pat-jiu Sin-kauw (Monyet Sakti Tangan Delapan).
Dia amat terkenal dan ditakuti karena Pat-jiu Sin-kauw ini adalah murid dari seorang datuk hitam yang amat terkenal, yaitu Thai-lek Kauw-ong, seorang di antara lima datuk besar golongan sesat puluhan tahun yang lalu.…BERSAMBUNG
SUMBER: Microsoft reader