BEBASBARU.ID, MAHAKARYA-CERBUNG –“Benar! Puteri Khu Tek San harus dibunuh! Khu Tek San adalah murid Menteri Kam Liong dan siapakah menteri itu? Bukan lain putera Suling Emas pula!” teriak yang lain.
“Harap Bengcu serahkan saja puteri Khitan kepada saya!” teriak yang lain.
Ributlah keadaan di ruangan itu karena banyak sekali tokoh dunia hitam yang ingin mendapatkan dua orang anak perempuan itu setelah mereka ketahui bahwa Maya adalah cucu Suling Emas sedangkan Siauw Bwee adalah cucu murid pendekar sakti itu.
Coa-bengcu bangkit berdiri dan mengangkat kedua lengannya, ke atas untuk minta para tamunya agar jangan membuat gaduh.
Setelah suasana meredap terdengarlah suaranya lantang, “Aku mengerti apa yang terkandung di hati Saudara-saudara yang menaruh dendam.
Akan tetapi dua orang anak perempuan ini adalah sumbangan dari Koksu Yucen kepadaku, bagaimana aku dapat memberikan begitu saja kepada orang lain?
Bukannya aku orang she Coa bersikap kukuh melainkan aku harus menghormat kepada Koksu Yucen. Kalau aku menyerahkan begitu saja dua orang anak ini, bukankah berarti aku kurang menaruh penghargaan?
Karena itu, biarlah dua orang anak ini kuanggap benda-benda yang amat berharga dan sudah sewajarnyalah kalau untuk dapat memiliki benda amat berharga, diadakan sayembara!”
Memang Coa-bengcu ini orangnya cerdik sekali. Dia memiliki kedudukan yang tinggi dan berpengaruh, namun dia tahu bahwa kalau terjadi bentrokan antara dia dengan pemerintah.
Dia harus mengandalkan bantuan orang-orang pandai ini, baik dari golongan putih maupun dari golongan hitam terutama sekali.
Dia sayang kepada dua orang gadis cilik yang jelas memiliki kelebihan mencolok kalau dibandingkan dengan murid-muridnya perempuan yang manapun juga.
Kalau dia berkukuh menahan, tentu dia akan menimbulkan rasa tidak senang kepada para tamunya. Kalau dia, berikan begitu saja, selain dia, merasa tidak enak kepada Koksu Yucen, juga dia merasa sayang sekali.
Maka dia mengusulkan diadakan sayembara, karena dengan demikian, masih ada harapan baginya untuk mendapatkan dua orang gadis itu tanpa menimbulkan rasa tidak suka di hati orang lain.
“Apakah yang Bengcu maksudkan dengan sayembara?” Beberapa suara terdengar dan semua orang menanti jawaban dengan dugaan yang sama.
Coa-bengcu tertawa. “Perlukah kujelaskan lagi? Apakah yang paling diandalkan orang-orang golongan kita kecuali sedikit ilmu sliat?
Maka hanya orang terpandai di antara kita sajalah yang berhak memiliki dua orang anak ini. Yang minta begini banyak bagaimana dapat kuberikan kecuali dengan jalan beradu menguji kepandaian?
Pula dua orang anak ini bukan anak sembarangan, melainkan keturunan orang-orang pandai seperti Menteri Kam Liong dan Panglima Khu.
Kalau yang bertanggung jawab atas diri kedua orang bocah ini tidak memiliki kepandaian tinggi, mana mungkin dapat menghadapi mereka? Setujukah Cu-wi sekalian?”
“Setuju! Akur! Tepat sekali!” Para tamu berteriak, yaitu mereka yang ingin sekali mendapatkan Maya dan Siauw Bwee.
Adapun tokoh-tokoh wakil partai-partai yang termasuk golongan bersih atau putih, diam saja karena mereka ini tidak ingin mendapatkan kedua orang anak perempuan, juga tidak ingin mencampuri urusan mereka yang menaruh…BERSAMBUNG
SUMBER: Microsoft reader