BEBASBARU.ID, MAHAKARYA-CERBUNG – Dendam kepada nenek moyang anak-anak itu. Kembali Coa-bengcu mengangkat kedua tangan minta agar semua orang tidak berteriak-teriak membuat berisik. Setelah semua orang diam, tiba-tiba terdengar Maya berkata.
“Kalian ini orang-orang gagah macam apa? Berunding seenak perut sendiri untuk memperebutkan aku dan adikku, tanpa bertanya persetujuan kami yang tersangkut!
Sudah jelas bahwa kami adalah dua orang manusia pula, masa kalian hendak menganggap sebagai benda mati?
Beginikah sikap orang-orang gagah? Ataukah kalian ini semua bangsa penjahat yang t1dak mengenal prikemanusiaan?”
Semua orang menjadi merah mukanya dan kembali mereka membuat gaduh dengan teriakan-teriakan memaki Maya, yaitu mereka yang membenci keluarga Raja Khitan dan keluarga Suling Emas.
Setelah mereka mereda, Coa-bengcu berkatat “Kita tidak perlu mendengarkan ucapan bocah ini. Sebagai tawanan, tentu saja mereka berdua tidak berhak untuk bicara.
Kita semua menerima sebagai pemberian hadiah Koksu Yucen! Cu-wi sekalian. Karena jumlah kita terlalu banyak, maka untuk mempersingkat waktu dan mempermudah jalannya pibu kami akan mengadakan syarat-syarat yang berat lebih dulu.
Hanya mereka yang memenuhi syarat-syarat itu barulah dapat memasuki pibu. Syaratnya dua macam dan akan kulakukan untuk memberi contoh.”Setelah semua orang menyatakan setuju, Coa-bengcu membisikkan perintah kepada murid-muridnya.
Tak lama kemudian, dari pintu belakang tampak dua belas orang murid laki-laki yang muda-muda dan bertubuh kuat memikul sebuah arca besi berupa seekor singa.
Pemuda-pemuda itu adalah orang-orang yang kuat, namun mereka membutuhkan tenaga dua belas orang untuk menggotong arca itu, dapat dibayangkan betapa beratnya singa besi itu.
Ketika singa besi itu diturunkan di atas lantai ruangan, lantai itu tergetar sehingga sebagian besar para tamu baru melihat saja sudah ngeri dan di dalam hatinya mundur teratur.
Mereka maklum bahwa tuan rumah yang lihai itu tentu hendak menggunakan benda berat ini untuk mengukur calon pengikut sayembara memperebutkan dua orang gadis cilik.
Memang benar dugaan para tamu itu. Coa-bengcu melangkah maju mendekati arca besi itu lalu berkata sambil tersenyum.
“Nama besar Suling Ermas sudah terkenal di seluruh dunia juga puterinya yang berjuluk Mutiara Hitam. Sayang sekali bahwa puluhan tahun pendekar ini mengasingkan diri, juga di dunia kang-ouw tidak pernah lagi terdengar Mutiara Hitam.
Sudah amat lama aku ingin sekali dapat bertemu dan menguii mereka, sungguhpun aku benar-benar meragukan kebiasaan sendiri untuk menandingi mereka.
Kini secara kebetulan, dua orang keturunannya berada di sini dan menjadi rebutan. Maka, hanya mereka yang benar-tenar pandai saja yang dapat diharapkan akan dapat mampu menandingi Suling Emas dan keturunannya apabila kelak keluarganya datang mencari dua orang anak ini.
Nah, untuk memilih calon pengikut sayembara, syarat pertama adalah mengangkat singa besi ini sampai ke atas pundak seperti yang akan kulakukan sekarang!” Setelah berkata demikian dan memberi hormat kepada para tamu, Coa-bengcu yang pada…BERSAMBUNG
SUMBER: Microsoft reader