BEBASBARU.ID, MAHAKARYA-CERBUNG – Menggemparkan para datuk golongan hitam karena selain sakti juga aneh dan setengah gila, membuat sepak terjangnya aneh-aneh mengerikan dan ilmu silatnya juga dahsyat menyeramkan.
Melihat serangan Jenderal itu diam-diam Han Ki terkejut. Sinar pedang yang menyerang ke arah pusarnya itu membuat lingkaran melengkung.
Yang sukar diduga dari mana akan menyerang sedangkan totokan jari tangan kiri itu dikenalnya sebagai totokan yang bersumber dari ilmu menotok jalan darah dari Siauw-lim-pai yang amat lihai dan berbahaya, yaitu Im-yang Tiam-hoat!
“Cringgg….! Dukkk!” Han Ki yang sudah mendengar dari Menteri Kam akan kelihaian Jenderal yang masih keluarga sendiri ini, sengaja menangkis pedang lawan dan menangkis pula totokannya sehingga dua pedang dan dua lengan bertemu susul-menyusul.
Suma Kiat terkejut karena pedang dan lengan kirinya gemetar dan tubuhnya bertolak ke belakang, tanda bahwa pemuda ini memiliki sin-kang yang amat kuat.
Namun ia berseru keras dan menyerang lagi, dibantu para panglima dan pengawal sehingga di lain saat Han Ki telah terkurung rapat dan dihujani senjata dengan gencar sekali.
Pemuda ini terpaksa memutar pedangnya dengan cepat, membentuk lingkaran sinar pedang yang menyelimuti seluruh tubuhnya dari atas sampai bawah sehingga semua senjata para pengeroyok terpukul mundur oleh sinar pedangnya yang berkilauan.
Namun, pemuda ini harus mengerahkan seluruh tenaganya karena sekali saja pedangnya terpukul miring, tentu akan terdapat lowongan dan tubuhnya akan menjadi sasaran senjata para musuh nya yang rata-rata memiliki kepandaian tinggi itu.
Tiba-tiba Han Ki mengeluarkan lengkingan dahsyat yang menggetarkan jantung para pengeroyoknya dan membuat sebagian dari mereka ragu-ragu dan menunda gerakan senjata.
Kesempatan ini dipergunakan oleh Han Ki untuk memutar pedangnya membalas dengan ancaman serangan ke arah kepala para pengeroyoknya.
Demikian ganas dan cepat sambaran pedangnya itu sehingga para pengeroyoknya menjadi terkejut, cepat mengelak dengan merendahkan tubuh atau meloncat ke belakang.
Kesempatan yang amat baik, pikir Han Ki dan sekali ia mengenjot tubuhnya sambil menangkis serangan susulan pedang musuh nya Suma Kiat dan golok di tangan Siangkoan Lee.
Ia telah meloncat jauh ke kiri, ke atas wuwungan bangunan kecil di tengah taman di mana ia sering kali mengadakan pertemuan rahasia dengan Sung Hong Kwi.
“Penjahat cabul hendak lari ke mana?” Terdengar bentakan keras dan sebatang tombak menusuknya dari kanan, sebatang pedang dari depan sedangkan dari kiri menyambar sehelai cambuk besi.
“Cringg…. tranggg…. wuuuttt!” Han Ki terkejut bukan main dan untung dia masih dapat menangkis tombak dan pedang serta mengelak dari sambaran pecut besi.
Kiranya di tempat itu telah menjaga tiga orang panglima yang kepandaiannya cukup tinggi, terbukti dari serangan-serangan tadi yang amat kuat dan cepat.
Ia melempar diri ke bawah, berjungkir-balik dan langsung meloncat ke bawah, makin ke tengah mendekati Istana karena untuk lari ke pagar tembok tidak mungkin lagi.
Terhalang oleh pengejarnya.“Siuuttt!” Kembali Han Ki harus meloncat ke atas menghindarkan diri dari sambaran toya musuh nya yang amat kuat, yang tadi datang menyambutnya dari bawah. Ia mencelat…BERSAMBUNG
SUMBER: Microsoft reader