BEBASBARU.ID, HIBURAN – Mukesh Ambani dan Nita Ambani adalah pasangan tajir melintur yang punya kekayaan lebih 1000 triliun, menikahkan anak bungsunya habiskan 9 T lebih, bak buang ingus saja.
Bayangkan, pesta pernikahan ini dimulai sejak Maret hingga Juli 2024, hebatnya seluruh seleb papan atas di India, seperti sha Rukh Khan,Salman Khan dan Aamir Khan hadir dan di beri honor waah.
Belum cukup hanya itu, pesohor dunia pun juga di undang, mulai dari Bill Gates, Bos facebook Mark Zuckerberg, Justin Bieber, Rihana hingga The New Backstrets Boy dll-dll-dll.
Andai BTS tak sedang Wamil, bisa jadi boyband K-Kpop itu juga di undang.
Namun, di tengah gemerlap pernikahan Anant Ambani dan Radhika Merchant, kritik turut mengikuti acara yang menampilkan begitu banyak kemewahan dan diikuti para elite dunia tersebut.
Pasangan anak konglomerat Anant Ambani dan Radhika Merchant akhirnya menikah dan resmi menjadi suami istri setelah acap kali menggelar pesta prewedding (pranikah) yang luar biasa mewahnya.
Perkiraan jutaan dolar dikeluarkan oleh keluarga Ambani untuk perayaan berbulan-bulan telah memicu perdebatan di negara yang ketimpangan pendapatan meningkat. Hal itu disoroti politisi oposisi India Thomas Isaac.
“Itu memang uang mereka, tapi pengeluaran yang berlebihan seperti itu adalah dosa terhadap ibu pertiwi dan orang miskin,” tulis Thomas Isaac di X, seperti diberitakan Reuters pada Sabtu (13/07/2024).
Pernikahan pasangan crazy rich India tersebut menghabiskan triliunan rupiah. Media India memberitakan biaya pernikahan tersebut mencapai 40 miliar-50 miliar rupee atau yang setara hingga Rp9,6 triliun (1 rupee=Rp193,32).
Tak hanya itu, biaya pernikahan juga disebut hanya sekitar 0,5 persen dari total kekayaan Ambani.
Penulis The New Experts: Populist Elites and Technocratic Promises in Modi’s India Anuradha Sajjanhar menilai kemewahan itu bisa menimbulkan ketidaknyamanan bagi warga karena semakin menonjolkan kesenjangan pendapatan.
“Kemegahan pernikahan ini mengingatkan akan kesenjangan yang ada dan semakin melebar di India serta kemudahan budaya yang terkadang memamerkan hak istimewa ini,” kata Anuradha Sajjanhar dalam pemberitaan Time.
Berdasarkan data Credit Suisse dalam laporan Oxfam 2023, 1 persen orang terkaya di India memiliki sekitar 40 persen kekayaan negara. Sementara itu, lebih dari 200 juta orang terus hidup dalam kemiskinan.
Sebuah studi yang dilakukan World Inequality Lab pada Maret 2024 menemukan kesenjangan antara kelompok kaya dan miskin di India kini begitu lebar.
Kondisi itu, dalam beberapa hal, jadi memperlihatkan lebih banyak kesetaraan di India ketika berada di bawah pemerintahan kolonial Inggris dibandingkan saat ini.***