BEBASBARU.ID, MAHAKARYA-CERBUNG – Lebih dari dua jam! Akan tetapi akhirnya ia dapat sampai juga ke pohon besar yang ber-buah aneh, dengan napas terengah-engah dan tubuh penuh keringat, kaki tangan menggigil gemetar saking lelahnya.
Namun wajahnya berseri-seri ketika memandang ke atas pohon karena tampak olehnya buah-buah berbentuk bulat lonjong yang berwarna merah!
Setelah mengatur napasnya dan kaki tangannya tidak gemetaran lagi, Maya lalu memanjat pohon itu. Jantungnya berdebar ketika tangannya meraba buah-buah merah.
Dipetiknya lima butir buah yang paling besar dan paling merah, lalu ia membawa buah-buah itu turun ke bawah pohon.
Tanah di bawah pohon itu terjepit batu-batu dan luasnya ada tiga empat meter sehingga tempat ini merupakan tempat yang paling aman.
Tanpa mempedulikan lagi akibatnya, dia lalu mulai makan sebutir buah. Bukankah anak perempuan itu mengatakan “makan itu”?
Rasa buah itu manis-manis masam dan mengandung rasa keras seperti arak. Akan tetapi amat lezat bagi Maya yang sudah haus dan lapar itu.
Apalagi disertai harapan bahwa buah ini mengandung khasiat yang luar biasa untuk meningkatkan gin-kangnya. Habislah lima butir buah itu dan Maya merasa kenyang sekali.
Tiba-tiba ia mengerutkan alisnya, menekan-nekan perutnya karena perutnya terasa mulas sekali, makan lama makin hebat, melilit-lilit seperti diremas-remas.
Maya merintih-rintih ketika perutnya mengeluarkan bunyi. Tak tertahan lagi rasa nyeri perutnya, cepat Maya menggunakan kedua lengannya yang gemetar untuk membukai pakaiannya.
Sambil merintih-rintih dan setengah sadar, dia menguras perutnya sampai tubuhnya terasa lemas dan habis kekuatannya.
Setelah isi perutnya terkuras keluar semua, agak reda rasa nyeri di perutnya, akan tetapi kini tulang-tulang di tubuhnya mulai terasa nyeri dan kuku-kuku jari.
Sambungan-sambungan tulangnya mengeluarkan bunyi berkerotokan. Sakitnya bukan main dan akhirnya, dalam keadaan setengah telanjang.
Maya roboh pingsan di bawah pohon! Dia tidak tahu berapa lamanya ia pingsan. Ketika sadar, ia segera mencuci tubuh dan pakaiannya yang kotor dengan air yang mengucur keluar dari celah-celah batu dekat pohon.
Tubuhnya terasa sehat akan tetapi lemas sekali, dan perutnya berbunyi terus minta diisi, lapar bukan main. Setelah tubuh dan pakaiannya tercuci bersih, Maya kembali memanjat pohon.
Dia berlaku nekat. Kalau buah pohon itu benar-benar mempunyai khasiat dan mendatangkan keuntungan bagi dirinya, syukurlah.
Kalau sebaliknya akan meracuni tubuhnya, biarlah! Apa pun akibatnya, dia harus makan buah pohon itu karena di situ tidak ada benda lain yang boleh dimakan.
Sedangkan perutnya amat lapar, tenaganya habis sehingga tanpa dipulihkan tenaganya, tidak mungkin ia kembali memanjat ke atas.
Baru turunnya saja sudah begitu sukar, apalagi kakinya dan tubuhnya begitu lemah pula. Kenekatan hati Maya ini ternyata amat menguntungkannya.
Kalau dia jerih setelah menderita hebat akibat makan buah itu sehingga tidak berani makan lagi, tentu dia akan kehabisan tenaga di tempat itu dan tidak dapat naik lagi.
Setelah kini ia makan buah itu lagi dengan hati-hati, hanya menghabiskan sebutir, perutnya kenyang dan tubuhnya terasa enak sekali, nyaman dan ringan, ringan!
Ia mencoba berloncatan. Benar-benar ringan! Bukan main! Dia dapat meloncat dua kali leblh tinggi daripada biasa!….BERSAMBUNG
SUMBER: Microsoft reader