BEBASBARU.ID, INTERNASIONAL – Sudah bukan rahasia lagi Timteng sengaja di bikin kacau balau oleh Amerika dan sekutunya.
Tujuannya untuk kuasai dan merampok harta karun berupa minyak dan gas bumi yang harganya tak ternilai di Timteng, saking besarnya potensi.
Kini Amerika yang dikatakan mantan PM Malaysia Mahathir Mohammad di kendalikan zionis, ketakutan setengah mampus, gara-gara ulah Israel yang membabi buta serang Palestina-Hamas.
Pejuang-pejuang Islam mulai bangkit dan lakukan perlawanan sengit!
Bahkan pakar Timur Tengah Christopher O’Leary memprediksi perang antara Israel dan kelompok perlawanan Palestina, Hamas, yang berlarut-larut bisa meluas ke kawasan.
Situasi itu pun disebut-sebut semakin bikin Amerika Serikat waswas. Sejumlah pasukan hingga aset militer AS seperti kapal perang semakin menjadi incaran kelompok-kelompok milisi yang disebut disokong Iran.
Situasi yang semakin memburuk itu pun disebut mulai mengkawatirkan Washington.
Di kutip BEBASBARU.ID dari CNN, Jumat (29/12/2023) O’Leary yang merupakan mantan direktur pemulihan sandera untuk AS mengatakan meski situasi di kawasan belum mendekati skenario terburuk, potensi keterparahan selalu ada.
“Perang Israel-Hamas merupakan bagian dari skema yang lebih besar dari poros perlawanan, strategi kontrol Iran untuk mendapat pengaruh dan kekuasaan melalui kelompok-kelompok seperti Hamas, Jihad Islam Palestina, Hizbullah, Kataib Hizbullah hingg Houthi,” ujar O’Leary.
“Jadi, serangan-serangan yang terus menerus itu, sebenarnya sudah bisa diperkirakan, termasuk serangan Houthi terhadap kapal-kapal di Laut Merah.”
“Namun, ini adalah semacam peringatan tentang apa yang mungkin terjadi. Jika Iran benar-benar turun tangan dan mengerahkan pasukan cadangan dengan sekuat tenaga, kita mempunyai masalah kawasan yang nyata terhadap pasukan AS di Irak dan Suriah,” ia menambahkan.
Di lain pihak, Israel bersikeras menyatakan bahwa perang melawan Hamas bakal berlangsung selama berbulan-bulan meski sudah ditekan AS agar segera menurunkan tensi konflik.
Situasi itu pun disebut-sebut kemungkinan perang akan semakin liar tanpa bisa dikendalikan dan menyeret AS ke dalam pusaran perang yang berkobar di Timteng.
AS bahkan mulai menyerang kantung-kantung milisi di Irak yang menewaskan sejumlah milisi Kataib Hizbullah.
Aksi itu dilakukan usai terjadi serangan pesawat tak berawak di pangkalan udara Erbil di Irak pada Senin pagi yang menyebabkan tiga anggota militer AS terluka, dan salah seorang di antaranya masih dalam kondisi kritis hingga kini.
Menteri Pertahanan Lloyd Austin menyebut serangan udara AS yang merupakan aksi pembalasan itu ‘perlu dan proporsional’.
AS kemudian mengungkapkan bahwa intelijen Iran mulai terlibat aktif dalam membantu menyusun rencana serangan terhadap kapal-kapal dagang.
Situasi itu membuat sejumlah armada perusahaan kapal kargo mengalihkan rutenya dari Timur Tengah melalui Terusan Suez ke perairan Afrika Selatan.
Ketidakstabilan geopolitik bahkan merambat hingga Samudera Hindia saat kapal India diduga diserang drone-drone Iran. Pentagon melaporkan bahwa serangan itu berada pada 200 nautikal mile dari garis pantai India.
Iran sendiri selalu membantah tuduhan AS tersebut. Kemungkinan insiden yang bisa menyebabkan tentara AS tewas dan kerusakan kapal-kapal perang mengalami kehancuran serius, bisa menyeret Washington mengerahkan kekuatan perangnya ke Timur Tengah.
Kondisi ini pun yang bisa memicu perang meluas yang juga melibatkan Iran dan sekutunya.***