BEBASBARU.ID, MAHAKARYA-CERBUNG – Dia punyaku dan kalau engkau memaksa aku akan membunuhmu.” Laki-laki itu yang disebut Mahendra, tertawa bergelak sehingga ngeri hati Maya melihatnya.
Muka yang hitam itu kelihatan lebih hitam lagi setelah tertawa dan nampak deretan gigi yang putih mengkilap!
“Ha-ha-ha-ha! Nila Dewi, engkau mengancamku berkali-kali seolah-olah aku ini hanya seekor semut yang mudah mati diinjak!
Aku memang haus akan darah anak perempuan, akan tetapi hal itu hanyalah karena aku belum menemukan anak yang darahnya cocok untuk menyempurnakan ilmuku.
Kalau aku sudah mendapatkan darah seorang anak seperti Maya ini, tentu aku selanjutnya takkan butuh darah lagi. Berikanlah, sayang.
Malam nanti terang bulan, kita dapat berkasih-kasihan. Kalau ada aku di sini, masa engkau butuh belaian seorang bocah seperti itu lagi? Ha-ha-ha!”
“Mahendra, aku tidak main-main. Maya ini milikku dan habis perkara!”. Nila Dewi mulai mencium-cium dan mencucup-cucup kulit leher dan pipinya. Gilakah perempuan ini, pikirnya.
“Ha-ha-ha, kalau begitu, sebaiknya kita bertanya kepada Maya agar dia yang memilih.” Mahendra memandang Maya dan berkata dalam bahasa Khitan,
“Eh, Maya anak manis, dengarlah. Kalau engkau memilih aku, terus terang saja aku akan mengambil darahmu untuk obat, akan kuisap habis dan engkau akan mati seketika tanpa merasa terlalu nyeri.
Sebaiknya kalau engkau memilih Nila Dewi, dia akan menjadikan engkau kekasihnya untuk menuruti nafsu berahinya yang selalu berkobar tak pernah padam.
Engkau akan dibelai, diperas dan perlahan-lahan engkau pun akan mati! Memilih aku berarti mati seketika tanpa banyak menderita, memilih dia berarti akan mau sekerat demi sekerat dan banyak menderita!”
“Phuaahhh, bohong!” Nila Dewi menjerit marah. “Memilih dia mati seperti seekor ayam disembelih, sedangkan memilih aku, hemmm…. akan mengalami kenikmatan dunia.
Andaikata mati, mati dalam kenikmatan, bukankah itu bahagia sekali! Kau memilih aku, ya Maya? Memilih aku, anak manis?”
Nila Dewi mendekatkan mukanya dan mencium bibir Maya, mengecupnya lama-lama sampai tersedak-sedak kehabisan napas baru dilepaskan.
Kini Maya menjadi takut sekali, hatinya dicengkeram rasa ngeri yang hebat. Kiranya dia terjatuh kedalam tangan dua orang asing yang entah gila entah memang berwatak Seperti iblis!
Kalau tahu begini, jauh lebih baik dia pingsan di bawah tumpukan mayat-mayat itu! “Hayo pilih, pilih siapa engkau. Maya?”
Laki-laki berkulit hitam itu mendesak dan melangkah maju. Maya memandang mereka bergantian dengan mata terbelalak. Bagaimana dia bisa memilih?
Keduanya sama menyeramkan dan memilih yang manapun berarti dia akan mati! Kematian di tangan laki-laki itu sudah pasti, darahnya akan disedot habis. Dia bergidik ngeri.
Akan tetapi biarpun dia tidak dapat membayangkan bagaimana akan mati di tangan wanita itu, namun ia sudah membayangkan kengerian yang membuat ia bergidik dan menggigil.
Dia dijadikan kekasih! Apa artinya ini? Kedua orang itu memang bukan manusia-manusia, lumrah. Keduanya adalah saudara seperguruan, murid-murid seorang sakti di Pegunungan….BERSAMBUNG
SUMBER: Microsoft reader