BEBASBARU.ID, INTERNASIONAL – Tudingan komunis dan marxis dari Donald Trump dan sekutunya tak bisa meluluhkan hati warga New York, Amerika Serikat untuk jadikan Zohram Mamdani jdi Walikota New York muslim pertama.
Apalagi New York adalah simbol Amerika Serikat dan di sebut sebagai metropolitan Nomor 1 di dunia, namun sejarah kali ini tercipta, sang Walikotanya justru muslim!
Sebeumnya, Zohram Mamdani dari Partai Demokrat unggul dalam pemilihan wali kota New York pada Selasa, (04/11/2025). Ia terpilih sebagai wali kota Muslim pertama yang akan memimpin Kota New York.
Anggota parlemen negara bagian berusia 34 tahun ini, sebelumnya digadang-gadang menjadi wali kota paling liberal di kota tersebut dalam beberapa generasi.
Dilansir dari NDTV, Mamdani mengalahkan mantan Gubernur New York Andrew Cuomo dan kandidat Partai Republik Curtis Sliwa.
Kemenangannya mengukir nama Mamdani dalam sejarah sebagai wali kota Muslim pertama di kota tersebut.
Ia adalah orang pertama berdarah Asia Selatan, dan yang pertama lahir di Afrika. Ia juga akan menjadi wali kota termuda di New York dalam lebih dari satu abad saat ia menjabat pada 1 Januari 2026.
Dalam unggahan X pertamanya setelah kemenangannya, Zohran Mamdani mengunggah video yang memperlihatkan kereta bawah tanah New York sedang dibuka di Balai Kota. Ada tulisan “Zohran untuk Kota New York” terpampang di dinding.
Di latar belakang, terdengar pengumuman, “Perhentian berikutnya dan terakhir adalah Balai Kota.” Balai Kota adalah lokasi kantor wali kota.
Zohran Mamdani lahir pada 18 Oktober 1991, di Kampala, Uganda. Ia adalah putra dari sarjana Uganda Mahmood Mamdani dan pembuat film India terkenal Mira Nair.
Masa kecil membawanya dari Uganda ke Afrika Selatan, lalu ke New York City, tempat ia bersekolah di Bank Street School for Children dan Bronx High School of Science. Ia lulus dari Bowdoin College pada tahun 2014 dengan gelar Studi Afrika.
Di sana ia ikut mendirikan cabang Students for Justice in Palestine.
Mamdani memanfaatkan antusiasme dan kepiawaiannya di media sosial untuk menjadi bintang baru di partai, tetapi pencalonannya justru memicu perpecahan ideologis.
Trump, yang telah lama berkecimpung di dunia politik di kota kelahirannya, mengikuti perkembangan persaingan dengan saksama, meremehkan Mamdani dengan mencapnya sebagai seorang komunis.
Saat berkampanye, Mamdani bercita-cita menjadikan New York sebagai kota yang lebih terjangkau. Ia mengusulkan pembekuan sewa pada unit-unit yang stabil, pembangunan perumahan umum.
Perawatan anak universal, pendidikan bebas biaya kuliah, bus bebas ongkos, dan toko-toko kelontong yang dikelola kota, yang membuatnya menjadi favorit banyak orang.
Ia juga mendukung peningkatan upah minimum menjadi US$ 30 per jam pada tahun 2030, yang didanai melalui pajak yang lebih tinggi bagi para jutawan dan perusahaan.
Mamdani juga menyerukan pengalihan sumber daya kepolisian ke layanan masyarakat dan perluasan infrastruktur transportasi umum dan sepeda.
Kemenangan Mamdani disambut beragam reaksi di Amerika Serikat. Al Jazeera melaporkan bahwa calon Wali Kota New York Andrew Cuomo mengucapkan selamat ke Mamdani.
Cuomo yang juga bekas gubernur negara bagian New York telah mengakui kekalahannya.
Ketua DPR Mike Johnson mengecam kemenangan Mamdani.
“Partai Demokrat di New York City telah memilih seorang ekstremis sejati dan seorang Marxis, dan konsekuensinya akan terasa di seluruh negeri. Terpilihnya Zohran Mamdani mengukuhkan transformasi Partai Demokrat menjadi partai sosialis radikal yang berpemerintahan besar,” tulisnya dalam sebuah postingan di X.
“Agenda ekstrem Wali Kota Terpilih Mamdani adalah masa depan Partai Demokrat, tetapi kami tidak akan pernah membiarkannya menjadi masa depan Amerika,” tambahnya.
Kritikus Mamdani dari Partai Republik telah mencoba mencap politisi tersebut sebagai seorang komunis dan Marxis.
Sebaliknya, para ahli mengatakan agenda sosialis demokrat yang menggambarkan dirinya sendiri itu tidak menganut prinsip-prinsip utama komunisme, seperti pengambilalihan industri dan kepemilikan pribadi oleh pemerintah.***








