BEBASBARU.ID, MAHAKARYA-CERBUNG – Gedung yang bekas terbakar ini adalah gedung keluarganya. Sin Kiat mendekati kakek pengemis dan berkata dengan suara mendesak,
“Kek, kauajarlah aku silat agar kelak aku menjadi orang kuat. Aku ingin menjadi seorang perwira!”
Kakek itu membuka matanya, menjawab malas. “Aku tidak bisa silat….”
“Bohong….! Kakek bohong….!” Sin Kiat dan dua orang temannya berteriak-teriak.
Akan tetapi kakek itu hanya melenggut, mulutnya tersenyum aneh. Han Han memandang penuh perhatian.
Banyak sudah ia membaca tentang pengemis-pengemis yang sakti, bahkan membaca tentang sastrawan-sastrawan yang hidupnya seperti pengemis.
“Kemarin dulu kau membubarkan selosin serdadu dengan tongkat bututmu itu. Dengan apakah kalau tidak dengan ilmu silat?
Hayo, Kek, jangan pelit, ah. Ajar kami ilmu silat. Han Han tadi sudah begitu ramah dan murah hati, membagi-bagikan roti keringnya, apakah kau begini pelit untuk membagi ilmu silat kepada kami?
Ingat, Kek, roti yang dibagi-bagikan menjadi habis, sebaliknya ilmu silatmu kalau dibagi sampai seribu orang sekalipun takkan menjadi habis!”
Han Han kagum mendengar alasan Sin Kiat ini. Anak cerdik, pikirnya. Akan tetapi ia merasa kasihan dan tidak enak hati melihat kakek tua itu didesak-desak, maka ia segera berkata.
“Aku tidak suka belajar silat!”
“Hehhh??” Tiga orang anak itu berseru heran dan memandang Han Han dengan kecewa. Sin Kiat memegang lengannya dan bertanya,
“Mengapa, Han Han? Semua orang yang tertindas dan terhina ingin belajar silat, mengapa kau tidak?”
“Kalau pandai silat, kan kita selalu menang kalau berkelahi dan menjadi jagoan!” kata Si Gundul sambil membusungkan dadanya yang tipis kerempeng.
“Kalau pandai silat, orang-orang akan takut kepada kita dan memberi apa saja yang kita minta!” kata bocah pengemis yang lain.
“Dan aku akan menjadi orang kuat sehingga kelak dapat menjadi perwira,” kata pula Sin Kiat.
Han Han menghela napas. Dari pernyataan-pernyataan ini sudah dapat dinilai watak dan cita-cita ketiga orang anak ini.
“Aku tetap tidak suka belajar silat. Pandai silat membikin orang menjadi kuat, dan hanya si kuat saja yang suka menindas si lemah!
Orang yang merasa kuat akan selalu mencari permusuhan, suka berkelahi, suka pukul orang, bahkan suka membunuh orang. Tidak! Pandai silat amat tidak baik, orang menjadi jahat karenanya.”
Kakek yang tadinya melenggut dan agaknya lega karena terbebas dari desakan anak-anak itu, kini membuka matanya dan tertawa.
“Ho-ho-ho! Omongan tekebur dan menyeleweng jauh, bocah! Omongan sombong! Siapa bilang ilmu silat menimbulkan kejahatan dan kekejaman? Uh-uh, sombongnya! Ilmu silat telap ilmu silat, tidak baik dan tidak jahat.
Baik atau jahatnya tergantung si orang yang memilikinya. Kalau digunakan untuk kejahatan menjadi ilmu jahat, kalau dipergunakan untuk kebaikan menjadi ilmu baik.
Betapa banyaknya kejahatan dilakukan oleh orang-orang yang tidak pandai silat dan yang lemah tubuhnya. Ho-ho-ho-ho, apa kaukira pedang lebih tajam daripada pena? Pedang……..BERSAMBUNG
SUMBER: Microsoft reader