BEBASBARU.ID, MAHAKARYA-CERBUNG – Lihiap. Kam-taihiap, selamat datang!” Biarpun ingatannya lenyap, Han Ki masih belum kehilangan kesopanannya.
Kalau di tempat Bu-koksu dia bersikap tidak acuh adalah karena dia tidak suka melihat sikap anak buah Bu-koksu.
Maka dia bersikap acuk tak acuh dan hanya karena sayang dan berhutang budi kepada Bu-koksu saja yang mengikat dia di samping pembesar itu.
Kini melihat wajah kakek yang tenang dan penuh pengertian, sikap yang sederhana dengan pakaian sekedarnya, dia cepat menjura dengan hormat dan berkata.
“Tidak tahu, siapakah Locianpwe yang telah mengenal namaku?” “Ha-ha-ha, Kam-taihiap terlalu menghormat seorang bodoh seperti aku dengan menyebut Locianpwe.
Aku bernama Coa Leng Bu dan karena sumoimu, Khu-lihiap ini diangkat anak oleh suteku, maka aku menjadi supeknya, supek dalam sebutan saja yang membuat aku malu.
Karena dalam hal kepandaian, aku boleh berguru kepadanya. Kam-taihiap, aku mengenalmu karena keterangan sumoimu dan kulihat bahwa engkau terkena racun yang membuat ingatanmu hilang.
Aku mengerti sedikit ilmu pengobatan, maka kalau engkau percaya, biarlah aku berusaha mengobatimu, Kam-taihiap.” Han Ki mengerutkan alisnya.
“Aku sendiri tidak mengerti mengapa aku menjadi lupa sama sekali akan hal-hal yang lalu, akan tetapi aku sungguh tidak mengenal Nona ini yang menganggap aku sebagai suhengnya.
Yang kukenal hanyalah kakak angkatku, Bu-loheng….” Dengan wajah penuh ketenangan Coa Leng Bu berkata,
“Aku mengerti Taihiap. Kauanggap sajalah bahwa engkau belum mengenal aku dan Khu-lihiap, dan bahwa engkau memang adik angkat Koksu.
Akan tetapi kuharap engkau percaya kepada kami bahwa kami berniat baik, karena aku melihat engkau menderita lupa ingatan karena racun perampas ingatan.
Maka anggap saja bahwa engkau berada di antara teman-teman yang hendak berusaha mengobatimu.”
“Heran sekali, aku merasa sehat, akan tetapi kalian menganggap aku sakit. Akan tetapi rasanya tidak mungkin kalau engkau, terutama Nona ini hendak menipuku.
Baiklah aku akan menurut dan suka kauobati, harap lekas memberi obatnya dan hendak kulihat apakah aku akan dapat mengingat riwayatku yang telah kulupakan sarna sekali.”
Coa Leng Bu menggeleng-geleng kepalanya. “Kam-taihiap, racun itu memasuki kepalamu melalui makanan atau minuman.
Sedikit demi sedikit dan untuk mengobatinya pun harus sedikit demi sedikit dan memakan waktu lama.
Engkau pun tentu pernah mendengar bahwa penyakit datang menunggang kuda akan tetapi pergi menunggang kura-kura, kalau datang cepat sekali akan tetapi perginya memakan waktu lama.”
“Berapa lama engkau akan dapat menyembuhkan aku, Locianpwe?” “Pertama-tama, kuharap Taihiap jangan menyebutku Locianpwe.
Namaku Coa Leng Bu, cukup kalau kausebut lopek saja. Untuk menentukan berapa lama aku akan dapat menyembuhkanmu, bukanlah hal mudah dan aku tidak berani bilang sebelum memeriksamu.
Bolehkah aku memeriksamu, Taihiap?”
“Silakan,” Han Ki menjawab dan biarpun suaranya masih meragu, namun di dalam hatinya ia mulai khawatir dan percaya bahwa memang…..BERSAMBUNG
SUMBER: Microsoft reader