BEBASBARU.ID, MAHAKARYA-CERBUNG – Sedikit pun tidak terguncang, hanya meluncur cepat ke depan seperti terbang. Maya dan Siauw Bwee tertarik melihat Han Ki mendayung perahu. Mereka minta belajar dan tak lama kemudian, dua orang gadis cilik itu menggantikan Han Ki mendayung.
Perahu meluncur dikemudikan oleh Han Ki dan mereka bercakap-cakap. “Suheng, kelak kalau aku sudah tamat belajar, aku ber cita-cita akan pergi mencari Ibu.”
Han Ki memandang sumoinya yang kecil itu. Ah, kiranya diam-diam anak ini selalu memikirkan ibunya. Betapa kuat hatinya karena dapat menutupi kerinduannya. Ia mengangguk.
“Tentu saja, Sumoi. Dan aku akan membantumu mencari sampai dapat. Kurasa kalau kita menyelidiki ke kota raja kelak, akan ada kenalan orang tuamu yang tahu akan rahasia itu, tahu ke mana Ibumu pergi mengungsi dengan sembunyi.”
“Suheng, kalau aku sudah pandai kelak, aku ber cita-cita akan membalas dendam kematian Raja dan Ratu Khitan!”
Kim Haa Ki mengerutkan alis ketika memandang Maya. “Hemmm…. orang tuamu gugur dalam perang. Kepada siapakah engkau akan membalasnya, Sumoi?”
“Kepada siapa lagi kalau tidak kepada Kerajaan Yucen, Sung dan kerajaan Mongol!”
Diam-diam Han Ki terkejut. Dendam yang begitu hebat, ditujukan kepada kerajaan-karajaan tiga negara,. bagaimana akan membalasnya?
Kiranya cara membalasnya hanya satu, yaitu dalam perang! Diam-diam ia merasa ngeri, akan tetapi tidak mau bertanya lagi karena maklum bahwa sumoinya yang seorang ini amat keras hati dan mudah tersinggung.
Apalagi dalam urusan membalas dendam. Karena ayah puteri ini merupakan saudara sepupunya pula, maka ia hanya berkata tenang, “Cita-cita mu itu. amat sukar dilaksanakan, akan tetapi kaubelajarlah yang tekun, Sumoi.”
“Dan engkau sendiri, bagaimana urusanmu dengan puteri Kaisar yang dipaksa kawin dengan Raja Yucen itu, Suheng?” Tiba-tiba Maya bertanya.
Han Ki tersentak kaget, memandang terbelalak dengan wajah pucat. Tak disangkanya bahwa sumoinya tahu akan hal itu.
Dia tidak mengerti bahwa berita-berita tentang hubungan-hubungan gelap, apalagi yang menimpa diri puteri Kaisar, merupakan berita yang tak dapat ditutup tutupi karena setiap mulut suka membicarakannya.
Siauw Bwee diam-diam menyentuh tangan sucinya, ketika sucinya memandang, ia berkedip dan menggerakkan muka ke arah Han Ki yang menundukkan muka.
Maya mengerti bahwa pertanyaannya tadi menyinggung Han Ki, maka ia pun tidak bertanya lagi, mengangkat sedikit pundaknya kemudian melanjutkan gerakan tangannya mendayung.
Mulutnya yang kecil mulai bersenandung, menyanyikan sebuah lagu Khitan dengan lirih. Siauw Bwee memandang dan mendengarkan dengan kagum karena suara Maya memang merdu sekali.
Apalagi menyanyikan sebuah lagu asing yang terdengar makin aneh mempesonakan, dinyanyikan di atas perahu yang berada di tengah lautan dan dalam keadaan seperti itu.
Han Ki yang perasaannya mendapat pukulan hebat oleh pertanyaan tiba-tiba tadi, ketika mendengar nyanyian ini, merasa makin nelangsa, pikirannya melayang-layang dan teringatlah ia akan…BERSAMBUNG
SUMBER: Microsoft reader